Self Lifehacks

Belajar Fokus di Tengah Distraksi

Aisha Rizqy

@aisharizqy

Kreator Konten Edukasi

Seperti umumnya anak kecil lain, saat mendengar kata ‘belajar’ dulu hal yang langsung muncul di benakku adalah perasaan malas atau beban. Saat masih kecil, aku merasa belajar adalah suatu kegiatan yang terasa melelahkan karena aku belum menemukan kebahagiaan dari belajar atau mungkin hal yang memang benar-benar ingin aku ketahui lebih dalam. Di kelas tiga Sekolah Dasar aku bahkan sempat hampir tinggal kelas dan harus pindah sekolah. Momen ini kemudian membuatku berusaha belajar lebih giat dan mencari bagaimana cara belajar yang lebih menyenangkan.

Titik balik di mana aku mulai menemukan kebahagiaan saat belajar bisa dikatakan bermula di universitas. Kesempatan belajar di FEB UI, khususnya ilmu marketing ternyata membuatku lebih semangat dalam belajar karena ilmu yang aku pelajari di kelas bisa langsung aku lihat penerapannya di kehidupan nyata, seperti penentuan harga di swalayan dan lain sebagainya. Menurutku, belajar bisa jadi kegiatan yang menyenangkan kalau kita sudah menemukan ilmu yang memang kita suka dan pantas untuk didalami lebih lanjut.

Menurutku, belajar bisa jadi kegiatan yang menyenangkan kalau kita sudah menemukan ilmu yang memang kita suka dan pantas untuk didalami lebih lanjut.

Sebagai seseorang kreator konten edukasi, tak jarang orang kemudian berekspektasi bahwa aku adalah orang yang sudah gemar belajar sedari kecil. Padahal, aku juga pernah tidak punya motivasi belajar atau sulit menjaga fokus ketika harus belajar atau mengerjakan tugas. Menurutku, proses penemuan metode belajar yang cocok adalah proses yang akan terus menerus kita jalani.

Aku baru-baru ini juga menemukan sebuah istilah metode yang sudah aku praktikan sejak masa perkuliahan, namanya feynman technique. Ini adalah sebuah metode belajar yang membantu kita memastkan bahwa kita benar-benar memahami apa yang kita pelajari dan bukan hanya menghafal. Caranya adalah dengan belajar lalu kemudian kita harus menjelaskan topik tersebut dengan sesederhana mungkin sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh orang lain. Saat mempraktikan ini aku merasa ternyata belajar bisa memberikan kepuasan tersendiri, perasaan empowerment yang bisa aku dapatkan dari ilmu yang aku pelajari.

Feynman technique adalah sebuah metode belajar yang membantu kita memastkan bahwa kita benar-benar memahami apa yang kita pelajari dan bukan hanya menghafal. Caranya adalah dengan belajar lalu kemudian kita harus menjelaskan topik tersebut dengan sesederhana mungkin sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh orang lain.

Ketertarikanku dalam dunia pendidikan juga aku salurkan melalui platform Madani Scholars. Sebagai seorang siswa yang lahir dan besar di Sumatera Barat, aku merasa masih ada kesenjangan informasi mengenai dunia pendidikan, termasuk beasiswa, yang dirasakan oleh teman-teman di daerah jika dibandingkan dengan teman-teman di Jakarta. Maka, aku berusaha memberikan ruang untuk bisa memberikan informasi yang mungkin selama ini sulit didapatkan, agar teman-teman di Sumatera Barat juga bisa punya kesempatan belajar yang lebih luas.

Di tengah era internet saat ini aku merasa ada banyak sekali distraksi yang kita rasakan, terlebih dari media sosial. Kini media sosial sudah seperti pengganti interaksi sosial kita yang dulu dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Internet memang bisa dianalogikan sebagai sebuah pisau bermata dua. Di satu sisi internet memberikan kita kemudahan untuk menjawab semua rasa ingin tau yang kita punya. Di sisi lain, internet bahkan memberikan kita semua jawaban terkait hal yang sebenarnya bahkan tidak kita perlukan.

Banyaknya limpahan informasi yang bisa kita peroleh ini yang kemudian membuat kita terdistraksi untuk menghabiskan banyak waktu dengan berita yang sebenarnya tidak penting untuk kita konsumsi. Maka, untuk bisa melatih diri dalam menjaga fokus salah satunya adalah dengan merumuskan terlebih dahulu tujuan dan pertanyaan apa yang sebenarnya butuh kita jawab.

Caraku dalam mengatur fokus di tengah era informasi kini adalah dengan menemukan alasan paling kuat kenapa aku butuh mengerjakan suatu hal. Tanpa alasan yang kuat dari dalam diri, tentu kita akan kesulitan untuk bisa menjaga fokus. Terlebih, setelah menyelesaikan masa sekolah dan kuliah hidup kita tidak lagi diatur oleh tenggat waktu yang sama.

Waktu sekolah mungkin kita dipaksa untuk punya tujuan, misalnya dalam tiga tahun lagi kita harus ikut tes masuk universitas, atau akhir bulan depan kita harus mengumpulkan tugas dari mata kuliah A. Tapi ketika beranjak dewasa, kita yang harus menentukan sendiri tujuan dan waktu yang diperlukan untuk menggapai tujuan tersebut. Jadi, perlu alasan yang kuat dari dalam diri sendiri kenapa sebuah pekerjaan atau tujuan penting untuk kita selesaikan.

Setelah menemukan alasan yang kuat, kemudian tentukan prioritas. Biasanya aku akan menuliskan to do list berdasarkan prioritasku. Bisa di buku jurnal atau juga di google calendar, intinya kalau memang sebuah tugas atau pertemuan itu tidak aku catat dalam to do list maka itu bukan menjadi priotitas yang harus aku selesaikan di hari itu. Dua hal ini yang biasanya aku lakukan untuk bisa mengurangi distraksi dan menjaga motivasiku dalam belajar atau bekerja.

Fokus dalam mengerjakan sesuatu adalah hal yang terkadang sulit untuk kita jaga. Saat kita sudah benar-benar fokus kita akan bisa merasakan flow. Momen ini biasanya baru bisa aku rasakan kalau aku sudah menjauhkan diri dari gadget, bahkan saat aku memang butuh fokus yang cukup lama aku menyimpan gadgetku di ruangan lain.

Kalau sudah hilang fokus di tengah bekerja atau belajar, sulit rasanya untuk bisa langsung masuk ke titik fokus yang sudah kita capai sebelumnya. Bahkan aku pernah baca bahwa rata-rata manusia membutuhkan waktu 20 menit untuk bisa kembali fokus pada sebuah pekerjaan. Jadi momen fokus tersebut memang perlu kita jaga. Pada akhirnya, kita yang harus menentukan tujuan dan strategi yang paling cocok dengan diri kita sendiri untuk masa depan yang lebih baik.

Related Articles

Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024
Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024