Self Lifehacks

Berdamai dengan Burnout

Aliza Nur Muhammad

@aliza_nm

Mahasiswi dan Kreator Konten Pinterest Indonesia

Ketika mendengar istilah burnout hal pertama yang kemudian muncul di kepalaku adalah sebuah kondisi stress berlebih yang diakibatkan beban pekerjaan. Sebagai seorang mahasiswa semester enam, ternyata aku juga pernah berada dalam fase burnout.

Selama pandemi yang berlangsung tiga tahun terakhir, banyak sekali waktu yang harus kita habiskan di rumah. Semua pertemuan, kelas, dan pekerjaan dilakukan secara daring, tanpa sadar ternyata siklus hidup ini kemudian terakumulasi dan berujung pada burnout.

Berdasarkan konsultasi yang aku lakukan beberapa waktu lalu sebenarnya aku dikategorikan sebagai seorang introvert, yang dapat diartikan bahwa aku cenderung mengisi ulang energi saat aku sendirian. Kendati begitu, entah kenapa justru aku merasa tidak nyaman saat menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian. Sendirian terlalu lama justru membuatku merasa tidak punya motivasi hingga merasa hilang arah dalam menjalani hidup.

Kalau aku runut kembali, sepertinya alasan kenapa aku pernah berada dalam fase burnout adalah banyaknya aktivitas yang aku lakukan dalam kurun waktu bersamaan. Sejak masih duduk di bangku SMA, aku memang menikmati kegiatan berorganisasi. Ini sebenarnya cukup membingungkan, bagaimana sebuah kegiatan yang tadinya menurutku menyenangkan, kini terasa seperti beban tambahan yang harus aku emban. Hingga kemudian aku sadar, mungkin porsi kegiatan yang aku jalankan memang berlebihan. Momen ketika aku merasakan fase burnout adalah waktu dimana aku ikut serta dalam enam organisasi sekaligus, ditambah beban kuliah, dan pekerjaan lepas yang aku lakukan dalam satu waktu.

Berkaca dari pengalaman yang aku rasakan, ada beberapa tahap yang aku jalani untuk bisa berdamai dengan burnout. Pertama, adalah dengan menyadari apa yang sebenarnya sedang aku rasakan dan alami. Saat burnout, aku tidak merasa sepeti diriku yang biasanya. Aku jadi malas ke luar rumah, malas berkegiatan, pokoknya cenderung lebih mudah lelah dan bahkan sering menangis.

Tahapan kedua, aku berusaha mengevaluasi apa yang sebenarnya yang menyebabkan aku merasakan stress yang berlebih. Aku berusaha menilai diri dengan sudut pandang yang lebih luas, mulai dari tugas perkuliahan, lingkup pertemanan, hingga kegiatan organisasi. Di tahap ini aku mulai menemukan bahwa penyebab burnout yang aku rasakan adalah kegiatan organisasi yang terlalu banyak dan aku lakukan bersamaan dengan perkuliahan.

Setelah memahami penyebab dari burnout yang aku rasakan, tahapan ketiga adalah mencari kegiatan yang bisa menenagkan pikiran dan terasa membahagiakan saat aku jalani. Saat merasa lelah, aku mencoba menjalankan hal-hal yang bisa membuatku lebih tenang dan bahagia. Misalnya memasak, melukis, atau sekadar jalan-jalan santai di lingkungan sekitar rumah. Aku juga ternyata sangat menikmati percakapan bersama orang baru yang aku temui saat berjalan santai. Salah satu contohnya, adalah percakapan yang terjadi antara aku dan seorang ibu yang menjadi badut di jalanan. Entah kenapa percakapan bersama beliau bisa meningkatkan rasa syukur terhadap hidupku saat ini.

Stress atau bahkan burnout itu hal yang sangat mungkin terjadi, tapi jangan biarkan diri kita terlarut dalam fase ini terus menerus. Kita yang harus bisa mencoba bangkit demi diri kita sendiri.

Saat berada dalam fase burnout pada dasarnya aku merasa seperti tidak mengenal diriku sendiri. Tentu, setiap individu juga akan punya kiat yang berbeda-beda dalam mengatasi dan berdamai dengan burnout. Pada akhirnya kita yang harus berusaha berjuang untuk menemukan diri kita sendiri. Proses mengatasi burnout adalah upaya kita untuk bisa nyaman dengan diri sendiri dan bisa berfungsi dengan normal selayaknya manusia pada umumnya.

Related Articles

Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024
Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024