Self Lifehacks

How To: Menentukan Pilihan

Greatmind

@greatmind.id

Redaksi

Ilustrasi Oleh: Tommy Chandra

Berada dalam sebuah kondisi yang penuh pilihan memang bisa menyulitkan. Tapi kita bisa membuatnya jadi mudah.

Setiap hari, kita menghadapi situasi yang mengharuskan kita mengambil keputusan. Dari yang kecil dan remeh seperti makan siang di mana hingga yang penting dan akan berdampak besar dalam kehidupan kita, keputusan menerima tawaran kerja atau kapan waktu ideal untuk melamar kekasih. Untuk sekian banyak keputusan yang harus diambil setiap hari itu, selalu ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan. Memang, ada kalanya kita bisa memutuskan dengan cepat, tanpa pertimbangan rumit. Tapi kerap kali, bahkan untuk memutuskan makan siang di mana pun, kita memerlukan lebih dari satu pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan akan makan siang di mana hari itu. Apalagi bila keputusan yang akan dibuat menyangkut hal-hal yang akan berpengaruh besar bagi kehidupan kita.

Ada begitu banyak elemen dan konsekuensi dari berbagai keputusan besar yang perlu kita pertimbangkan dan membuat kita semakin bingung dan ragu untuk mengambil keputusan. Akibatnya, kita kerap mengulur waktu, padahal penguluran waktu itu justru membuat kita makin sulit memutuskan. Pertimbangan dan analisa tentu saja kita butuhkan, juga berbagai prediksi tentang apa yang akan terjadi setelah keputusan dibuat. Tapi bukankah hidup sejatinya sulit diprediksi dan bisa bergulir di luar kuasa kita? Apa yang perlu kita perhatikan saat dihadapkan dengan pilihan hidup?

Tentukan Visi Hidup

Mungkin ini terdengar terlalu serius. Tapi menentukan visi hidup akan membantu kita memiliki arah tentang apa yang ingin kita tuju dan raih. Hal itu bisa menjadi landasan dan bahan referensi untuk segala yang ingin kita putuskan, baik dalam karir, relasi, keuangan, gaya hidup dan sebagainya. Buatlah poin-poin penting dari visi kita dan tulis apa saja yang bisa mendefinisikan visi tersebut. Namun visi ini tak bersifat permanen. Kita bisa memperbarui visi kita tersebut tiap kali dirasa perlu. Tiap kali keharusan mengambil keputusan datang, kita bisa kembali mengingat visi-visi ini dan menjadikannya acuan. Berusahalah untuk tidak melenceng terlalu jauh dari visi yang kita jadikan acuan agar tidak merasa menyesal. Begitu pula bila bila ingin mengevaluasi pilihan yang telah kita putuskan. Berfokuslah pada hal-hal yang memiliki kaitan paling dekat dengan visi tersebut.

Evaluasi Pro dan Kontra

Hitung kemugkinan adanya konsekuensi dari keputusan yang kita ambil, baik positif maupun negatif. Bila perlu, buat catatan dengan menulis daftar hal baik dan hal buruk, ditambah alternatif lain yang mungkin kita miliki. Prioritaskan poin-poin paling penting di bagian atas daftar. Lakukan pula hal yang sama dengan hal-hal dalam baris kontra. Apa saja yang bisa menimbulkan implikasi yang kontradiktif dengan keinginan kita. Pertimbangkan, apakah kita bisa menerima hal-hal yang berpotensi menjadi kegagalan atau konsekuensi negatif dari pilihan yang akan diambil dan apakah ada hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir hal tersebut.

Minta Pendapat Orang Lain

Meski kadangkala tak banyak membantu dan justru membuat kepala makin pening dan kita makin kesulitan mengambil keputusan, tak ada salahnya meminta pendapat orang terdekat atau konsultan profesional seperti psikolog atau life coach untuk memberi masukan tentang keputusan yang akan kita ambil. Jangan terlalu banyak juga. Cukup dua atau tiga orang yang benar-benar bisa kita percaya dan kita yakin dapat memberi masukan yang baik. Ceritakan pada mereka visi hidup kita, bila perlu tunjukkan pada mereka daftar pro dan kontra yang sudah kita buat, lalu minta mereka untuk memberi masukan tentang keputusan yang akan kita ambil. Dudukkan mereka hanya sebagai pemberi saran, dan bukan wakil yang akan mengambilkan keputusan untuk kita. Jadi, bila ternyata masukannya tak terasa cocok dengan apa yang kita inginkan, kita tak perlu merasa bersalah karena tak mengambil keputusan berdasarkan saran mereka.

Riset dan Pengalaman

Cari tahu sebanyak mungkin tentang pilihan yang akan kita ambil. Lakukan riset data, bertanya pada orang yang pernah melakukan dan mengalaminya, berbincang dengan orang yang pernah mengalami kedua bentuk skenario –pro dan kontra- yang kita buat. Ada baiknya juga berbincang dengan orang yang pernah mengalami hasil yang kita jadikan sebagai alternatif. Boleh juga menjalani tahap ini dengan pergi menyepi dan berkontemplasi mencoba berbicara secara intensif dengan diri sejati kita, yang biasanya sudah memberi tahu pilihan mana yang sebaiknya kita ambil lewat kata hati yang kerapkali kita abaikan.

Jangan Melihat ke Belakang

Setelah melewati berbagai tahapan, ambil keputusan, melangkah dan jangan lagi melihat ke belakang. Yakini bahwa keputusan yang kita ambil adalah pilihan terbaik bagi kita. Tak ada salahnya menjadikan diri kita sebagai pusat kepentingan, sehingga kita hanya membutuhkan pertimbangan mengenai apa yang terbaik bagi kita. Percayalah, bahwa ketika kita bahagia dan menjalani hidup dengan gembira, orang-orang di sekitar kita akan merasakan hal yang sama.

Related Articles

Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024
Card image
Self
Pendewasaan dalam Hubungan

Pendewasaan diri tidak hadir begitu saja seiring usia, melainkan hasil dari pengalaman dan kesediaan untuk belajar menjadi lebih baik. Hal yang sama juga berlaku saat membangun hubungan bersama pasangan.

By Melisa Putri
06 April 2024