Self Lifehacks

Implementasi Kecerdasan Emosional dalam Keseharian

Kecerdasan emosional secara sederhana dapat dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk bisa menakar dan memetakan emosi yang ia rasakan. Kemampuan dan kedewasaan seseorang untuk bisa mengelola beragam pikiran terutama emosi. Emosi manusia merupakan hal yang kompleks, ada positif dan negatif. Bukan hanya marah atau senang tapi dilihat dari tingkat energi yang dibutuhkan serta kenyamanan yang dirasakan oleh tubuh kita. Saat kita marah atau gembira energi yang dibutuhkan juga sama-sama besar tetapi kenyamanan yang dirasakan tubuh kita akan berbeda. Saya percaya apa pun yang berlebihan tidak baik, ini juga berlaku bagi emosi. Semua orang mungkin percaya bahwa empati adalah hal baik, tapi empati berlebihan pun juga tidak menyenangkan. Biasanya orang dengan empati berlebih akan cenderung menjadi orang-orang yang toxic, dalam hubungan romantis atau pun pertemanan.

Pada dasarnya kecerdasan emosional berfungsi untuk mengontrol, meregulasi dan mengendalikan emosi yang kita rasakan. Bukan untuk menolak emosi tapi agar dapat menerima perasaan yang hadir tanpa tenggelam dalam emosi yang dirasakan. Kecerdasan emosional membantu kita untuk mampu memberikan batasan dan target pada diri sendiri, sampai kapan kita memproses emosi yang hadir dan kemudian melanjutkan hidup kita ke emosi selanjutnya yang harus kita rasakan. 

Pada dasarnya kecerdasan emosional berfungsi untuk mengontrol, meregulasi dan mengendalikan emosi yang kita rasakan. Bukan untuk menolak emosi tapi agar dapat menerima perasaan yang hadir tanpa tenggelam dalam emosi yang dirasakan.

Banyak asumsi yang berkembang bahwa kecerdasan emosional hanya dibutuhkan oleh para pekerja agar kemudian tidak marah-marah di kantor. Padahal kecerdasan emosional dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan. Di dalam keluarga misalnya, orang tua dan anak juga membutuhkan kecerdasan emosional. Orang tua biasanya punya ekspektasi pada anak tapi ketika itu berlebihan dan mereka tidak memiliki kontrol akan emosi yang dimiliki akan keluar proyeksi dalam bentuk mungkin menjadi mudah marah atau bahkan menangis. Di lain sisi, anak juga membutuhkan kemampuan untuk bisa mengelola emosi karena jika tidak, ada tendensi mereka akan stres dan tenggelam dengan emosi yang ia rasakan sendiri. Kecerdasan emosional berfungsi membantu mereka menerima dan memahami perasaan yang dimiliki kemudian dikelola baru setelahnya dirilis dengan baik.

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai faktor yang dapat memengaruhi kecerdasan emosi seseorang. Saya berpegangan dengan teori dari Daniel Goleman, ada tiga hal yang dapat memengaruhi kecerdasan emosional seseorang dalam hidupnya. Pertama adalah faktor DNA atau genetik. Kecerdasan emosional memang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik tetapi bukan berarti orang dengan faktor genetik kecerdasan emosional yang rendah tidak dapat ditingkatkan. Secara faktor genetik bisa diubah tapi tentu membutuhkan waktu yang sangat lama, mungkin harus melalui beberapa generasi terlebih dahulu.

Faktor kedua yang memengaruhi kecerdasan emosional seseorang adalah training, dalam artian memang dilatih secara profesional. Kendati demikian, memang harus diakui karena keterbatasan genetik tertentu ada batasan atau benchmark  yang mungkin dapat dicapai seorang individu. Ketiga adalah berdasarkan latihan. Kalau training dimaknai sebagai pembimbingan dan pelatihan secara profesional, latihan adalah implementasi yang kita lakukan setiap harinya. Bisa dimulai dengan mengubah satu kebiasaan kecil terlebih dahulu. Tapi memang dampaknya tidak sebesar faktor genetik maupun training.

Saya dan juga Mindtera merasa bahwa kecerdasan emosional dapat ditingkatkan dengan latihan. Kami merasa ada tiga aspek penting yang menjadi pusat sumber masalah dalam kehidupan manusia yaitu cinta, rumah, dan kerja. Di Mindtera sendiri kita memulai mengenalkan kecerdasan emosional dari tingkat pendidikan dasar yaitu sebatas pengenalan teori, kemudian lanjut ke level developing, empowering hingga legacy. Ada segmen self mastery yang dibangun oleh para ahli sebagai contoh nyata bagaimana orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi berbicara atau bersikap. Kami ingin orang-orang belajar bahwa kecerdasan emosional bisa digunakan dalam ketiga aspek ini. 

Saya berharap setelah kita bisa melatih kecerdasan emosional, kita bisa memberikan jeda untuk berpikir sebelum kita berkomentar, sesederhana beropini di media sosial. Saya pernah membaca bahwa Indonesia menjadi negara dengan warganet yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara menurut Microsoft, ini bisa menjadi cerminan kecerdasan emosional kita secara general. Kalau kamu mau tahu seperti apa dirimu sebenarnya coba baca tulisanmu ketika kamu marah. Kecerdasan emosional membantu kita menakar emosi ketika kita marah. Tidak masalah untuk menuliskan terlebih dahulu kekesalan kita tapi kemudian coba luangkan waktu untuk membaca kembali, apakah tulisan itu penting untuk diunggah? Atau lebih baik kita hapus kembali? Visi Mindtera adalah menipiskan kesenjangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional yang kita miliki.

Saya berharap setelah kita bisa melatih kecerdasan emosional, kita bisa memberikan jeda untuk berpikir sebelum kita berkomentar, sesederhana beropini di media sosial.

Related Articles

Card image
Self
Rayakan Keberagaman dalam Kecantikan

Keberagaman jadi satu kata kunci yang tidak akan pernah lepas saat membahas tentang Indonesia. Mulai dari keragaman budaya, bahasa, hingga kecantikan perempuan di negeri ini adalah salah satu kekayaan yang sudah sepatutnya kita rayakan.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
27 April 2024
Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024