Self Art & Culture

Inklusivitas dalam Seni

Sepanjang hidup saya, seni telah menjadi bagian yang sangat integral sejak kecil. Pengalaman sehari-hari di lingkungan keluarga, rumah, workshop, serta studio telah membentuk pemahaman saya terhadap seni. Keluarga saya memiliki tradisi atau kebiasaan yang melekat erat dengan seni rupa, mungkin mirip dengan tradisi keluarga lainnya yang terkait dengan profesi tertentu. Ini adalah sebuah hubungan alami dan menjadi bagian dari budaya yang turun-temurun di Bandung dan juga kota-kota lainnya.

Menurut saya, khususnya di Kota Bandung, seni bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi kebutuhan masyarakat. Kesempatan untuk meresapi seni, baik sebagai pengunjung yang ingin menyegarkan pikiran atau sebagai individu yang berniat mendalami seni, keduanya memberikan beragam manfaat. Seperti yang dikatakan oleh Bu Susi, kemampuan manusia untuk menikmati seni rupa menjadikan manusia sebagai "super primate". Oleh karena itu, seni sangat penting bagi siapa pun. Menyebarkan manfaat dari seni juga kami lakukan melalui medium Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang tahun ini memasuki usia yang ke-25 tahun.

Melihat perjalanan SSAS hingga saat ini menurut saya regenerasi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehadirannya di dunia seni Tanah Air. Selama dua puluh lima tahun terakhir, SSAS berupaya mengelola beragam program kesenian yang bertumpu pada edukasi untuk praktisi, pengamat kesenian, maupun khalayak luas. Kami berupaya untuk menjadi terbuka, ramah, dan inklusif dengan menghadirkan program-program yang mencerminkan dinamika budaya saat ini. Tak lupa juga berupaya mengakomodasi berbagai rentang usia, latar belakang, pendidikan, profesi, dan lain sebagainya.

Tujuan utama dari SSAS adalah untuk membuat siapapun merasa nyaman untuk datang. Terlepas intensi mereka, baik sebagai tempat bersantai, untuk ruang diskusi dan belajar, atau membangun jejaring. SSAS berusaha untuk menjadikan kegiatan kesenian sebagai wahana yang berdampak positif bagi pengunjung. Untuk mewujudkan ini, poin inklusivitas pun menjadi penting, agar setiap individu dapat hadir dengan leluasa dan ikut ambil bagian dalam berkesenian.

Bagi saya, inklusivitas dalam seni sudah menjadi suatu kewajiban dan tuntutan bagi ruang-ruang yang mengelola kegiatannya untuk publik luas. Kesadaran akan inklusivitas ini sangat penting disebarluaskan kepada segenap masyarakat. Melalui program "Lengan Terkembang" yang diadakan sejak november 2022, SSAS merintis langkah dalam merespon urgensi tersebut. Sekali lagi, ini memang masih tahapan eksplorasi awal. Tapi isu inklusivitas juga membuka pintu untuk berbagai eksperimen dan riset, menciptakan program-program yang berbeda setiap kali.

Bagi saya, inklusivitas dalam seni sudah menjadi suatu kewajiban dan tuntutan bagi ruang-ruang yang mengelola kegiatannya untuk publik luas.

Bagi saya, selain menjadi “pekerjaan rumah” bagi SSAS, upaya peningkatan akses yang inklusif ini juga menjadi hal yang menarik untuk dieksplor oleh para seniman lain. Kita harus terus mendorong upaya kolaborasi semua pihak agar seni rupa indonesia dapat benar-benar menjadi inklusif.

Selain program yang sudah saya sebutkan, ada banyak program-program lain yang kami hadirkan untuk menggandengan setiap lapisan masyarakat, temasuk teman-teman dengan kebutuhan khusus. Seperti program lokakarya untuk publik bertajuk “FLAVOR, SOUND, MEMORY, AND IMAGINATION” (Rasa, Bebunyian, Memori, dan Imajinasi), kami mencoba mengundang komunitas teman netra dan publik non-difabel untuk berpartisipasi dalam program ini. Kami bekerja sama dengan seniman bunyi, Kurt D. Peterson dan sebuah restoran Melayu, Kalamula. Lokakarya ini memadukan beragam unsur bebunyian dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai sajian hidangan. Konsep lokakarya ini berangkat dari keinginan memperkaya pengalaman multisensoris dari sebuah pameran seni rupa.

Ke depannya, kami tentu akan mengevaluasi hasil dari program yang sudah berjalan untuk memperluas referensi serta sudut pandang SSAS dalam menghadirkan program-program yang aksesibel dan inklusif bagi semua. Kami berharap setelah teman-teman berkunjung ke Selasar Sunaryo Art Space, kalian bisa membawa pulang pengalaman positif. Mulai dari menikmati kuliner yang enak, suasana yang nyaman, hingga terinspirasi oleh pameran-pameran atau kegiatan seni lainnya yang kami sajikan.

Semoga saat kembali kerumah, teman-teman bisa membawa pulang energi positif dan motivasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Antusiasme teman-teman juga akan selalu kami tunggu dan juga kami jadikan bahan bakar untuk semangat baru bagi kami selaku pengelola.

Related Articles

Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024
Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024