Self Lifehacks

Jati Diri dalam Kreativitas

Kita sering mendengar istilah “there’s nothing new under the sun”. Saya sendiri setuju dengan kalimat kiasan ini. Ketika berada di industri kreatif, kita sering kali merasa bahwa kita harus menjadi innovator atau inventor yang melahirkan karya baru, bahkan yang belum pernah diketahui oleh siapapun di dunia. Menurut saya ini adalah sebuah miskonsepsi.

Salah satu jebakan bagi insan kreatif adalah arogansi, perasaan bahwa kita tidak butuh orang lain dalam berkarya. Seakan kita tidak butuh masukan atau referensi dari pihak lain dan merasa dirinya adalah seorang kreatif sejati yang bisa menciptakan sebuah hal yang benar-benar baru. Menurut saya, poin penting dalam membahas sebuah kebaruan atau penemuan kreatif adalah tentang konteks. Konten dan konteks adalah dua hal yang berhubungan tetapi berbeda.

Menurut saya, poin penting dalam membahas sebuah kebaruan atau penemuan kreatif adalah tentang konteks. Konten dan konteks adalah dua hal yang berhubungan tetapi berbeda.

Mari ambil sebuah analogi, anggaplah kita melihat sebuah konten dari media popular asal negara tetangga. Dalam konten tersebut, mereka mewawancarai lima tokoh inspirasional. Kemudian, kita ingin mengadaptasi konten tersebut, tanpa pemahaman akan konteks yang disampaikan, kita kemudian membuat konten yang sama persis. Kalau ini yang dilakukan, maka ini adalah tindakan plagiarisme.

Ketika kita mengonsumsi sebuah konten, tentu sah jika kita mempelajari cara produksi kontennya, desain ataupun gaya fotografi yang digunakan sebagai referensi kreatif kita. Tapi sebelum itu, hal pertama yang harus kita pahami konteks dari sebuah konten yang dibuat. Apa permasalahan yang sebenarnya diangkat dan coba untuk disampaikan? Setelah memahami hal ini, barulah kita bisa mencoba mengaplikasikan konten serupa sesuai dengan limitasi, tujuan, dan permasalahan yang audiens kita hadapi. Jika konteks tersebut sudah bisa kita pahami dan sesuai maka output dari sebuah konten tentu akan berbeda.

Kalau kita perhatikan kembali, formula dalam membuat sebuah konten pada dasarnya adalah konteks, ideologi pelaku kreatif, dan perilaku dari target audiens. Kini, masalahnya bukan tentang bagaimana kita menerapkan teknik amati, tiru, dan modifikasi tetapi apakah kita memahami tujuan dan konteks dari sebuah konten yang kita jadikan referensi. Apa alasan serta pertimbangan pelaku kreatif tersebut dalam membuat konten? Betul, memang tidak ada hal yang benar-benar baru di dunia ini. Kreativitas adalah tentang bagaimana kita berusaha memberikan solusi dari tantangan di zaman sekarang dengan limitasi serta sumber daya yang kita miliki saat ini. Kita bisa menciptakan sebuah hasil karya kreatif yang sangat efektif, kontekstual, dan berguna untuk memecahkan masalah audiens atau pembaca kita miliki.

Kreativitas adalah tentang bagaimana kita berusaha memberikan solusi dari tantangan di zaman sekarang dengan limitasi serta sumber daya yang kita miliki saat ini.

Pertanyaan berikutnya yang sering mundul adalah, mana yang lebih penting, jadi yang pertama atau terbaik?

Jujur, jawaban pertanyaan ini akan selalu berbeda bagi setiap individu. Setiap orang memiliki value yang berbeda dan tidak akan pernah 100% sama dengan orang lain, termasuk saya. Banyak yang beririsan, tetapi tidak akan pernah identik.

Kalau kita berkaca pada industri teknologi misalnya, sebagian perusahaan mungkin lebih mementingkan unsur inovasi. Menjadi yang pertama adalah tujuan mereka. Di sisi lain, ada yang merasa tidak masalah untuk tidak menjadi yang pertama, tapi memastikan kualitas mereka yang terbaik. Kedua perusahaan ini tidak ada yang salah ataupun benar, keduanya juga akan memiliki target audiens yang berbeda.

Hal pertama yang harus kita temukan untuk menjadi seorang kreatif sejati adalah jati diri. Jadi, coba temukan tujuan serta strategi terbaik apa yang cocok dengan jati diri kita. Percayalah, akan sangat melelahkan jika kita hanya sibuk berlomba dengan tekanan serta tren yang ada tanpa memiliki jati diri yang jelas, termasuk dalam menjadi insan kreatif. Maka, jangan khawatir, prioritas semua orang bisa berbeda tergantung value serta jati diri yang kita miliki.

Percayalah, akan sangat melelahkan jika kita hanya sibuk berlomba dengan tekanan serta tren yang ada tanpa memiliki jati diri yang jelas, termasuk dalam menjadi insan kreatif.

Related Articles

Card image
Self
Rayakan Keberagaman dalam Kecantikan

Keberagaman jadi satu kata kunci yang tidak akan pernah lepas saat membahas tentang Indonesia. Mulai dari keragaman budaya, bahasa, hingga kecantikan perempuan di negeri ini adalah salah satu kekayaan yang sudah sepatutnya kita rayakan.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
27 April 2024
Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024