Self Lifehacks

Keinginan vs Kebutuhan

Archie Wirija

@archiewirija

Pendiri Platform Sosial

Manusia sejatinya selalu memiliki keinginan yang hampir tidak terbatas. Keinginan selalu akan datang tanpa ada habisnya, membuatnya sulit atau bahkan tidak dapat terpenuhi. Keinginan sering kali kita jadikan sebagai tolak ukur kebahagiaan dan kepuasan. Ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi, maka kebahagiaan dan kepuasan akan sulit kita capai.

Lain halnya dengan kebutuhan. Kebutuhan manusia sebenarnya tidak banyak dan ada batasannya. Kebutuhan bisa kita cukupi, dan saat kita merasa cukup, kita akan mendapatkan ketenangan, lebih-lebih kebahagiaan. Alangkah baiknya apabila kita bisa menurunkan level keinginan kita mendekati level kebutuhan dasar dan belajar untuk memilah antara keinginan dengan kebutuhan. Memahami keinginan dengan kebutuhan hidup akan membuat kita mudah berdamai dengan diri sendiri. Dengan begitu, kita akan lebih tenang menjalani hidup.

Alangkah baiknya apabila kita bisa menurunkan level keinginan kita mendekati level kebutuhan dasar dan belajar untuk memilah antara keinginan dengan kebutuhan.

Ramadan, bulan di mana kita menjalankan ibadah puasa, seperti yang sudah disyariatkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 185, “Barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.”

Berpuasa di bulan Ramadan adalah momentum yang tepat untuk melatih kendali diri dalam menahan segala macam keinginan. Terlebih saat menjelang waktu berbuka puasa.

Menjelang waktu berbuka puasa, seringkali kita mengalami lapar mata atau hawa mata, di mana hal tersebut adalah nafsu. Keinginan makan dan minum setelah seharian berpuasa karena rasa “ingin” bukan kebutuhan tubuh. Takarannya pun sulit dipastikan, karena lagi-lagi, kepuasan manusia cenderung tidak terbatas.

Islam mengajarkan kita untuk tidak berlebihan perihal makan dan minum. Secukupnya saja, bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Kita memiliki kesempatan untuk memilih berbuka dengan sederhana secukupnya, atau menjadikannya pelampiasan dari keinginan yang terbendung.  Di saat inilah kita diuji untuk bisa menahan nafsu dan memilih yang baik. 

Di bulan Ramadan ini, berbukalah dengan secukupnya. Coba untuk pakai piring sesuai dengan kebutuhan kita. Karena semakin besar piring, akan semakin besar keinginan kita untuk makan berlebihan. 

Gunakanlah Ramadan ini sebaik mungkin untuk melatih diri dalam memahami keinginan dan kebutuhan, juga menahan nafsu yang ada pada diri kita. Yakinkan hati bahwa kita bisa.

Gunakanlah Ramadan ini sebaik mungkin untuk melatih diri dalam memahami keinginan dan kebutuhan, juga menahan nafsu yang ada pada diri kita. 

Harapannya, latihan selama 30 hari Ramadan ini akan membentuk kebiasaan untuk 11 bulan setelahnya. Sehingga nantinya, kesederhanaan tersebut tertanam menjadi karakter bijak dalam diri. Dengan begitu, kita akan lebih mudah mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup yang kita jalani.

Related Articles

Card image
Self
On Marissa's Mind: Mengatasi Penolakan

Kita semua pasti pernah mengalami penolakan dalam hidup, apa pun bentuknya – gagal masuk sekolah impian, lamaran kerja nggak diterima, atau kontrak kerja nggak diperpanjang, di-ghosting orang, ditolak orang yang kita sukai, nggak diundang ke sebuah acara kemudian kita melihat teman kita hadir dan posting acara itu di medsos. Sakit rasanya, ya?

By Marissa Anita
02 December 2023
Card image
Self
Kembali Menemukan Cahaya Hidup

Bagaimana caramu untuk berdamai dengan masa lalu? Tentu jawabannya akan sangat banyak, tapi bagi saya caranya adalah dengan membuat film.

By Ace Raden Dasenasuria
02 December 2023
Card image
Self
Mengenang Kembali Momen Bahagia

Kalau bisa kembali ke satu waktu di masa lalu, mungkin aku ingin kembali menjadi anak usia 10 tahun. Rasanya kala itu hidup terasa sangat menyenangkan karena aku tidak harus terlalu khawatir soal sekolah atau apapun sebenarnya.

By Gabe Watkins
02 December 2023