Self Lifehacks

Kekuatan Sebuah Doa

Archie Wirija

@archiewirija

Pendiri Platform Sosial

Dalam kehidupan sebenarnya yang kita cari adalah ketenangan. Coba renungkan kembali ketika berada dalam situasi yang penuh tekanan hingga merasa ujian hidup jauh dari kata selesai. Di kala itu yang kita inginkan adalah ketenangan, bukan? Di aspek pekerjaan, misalnya. Yang kita cari adalah pekerjaan yang baik dan stabil agar kita dapat hidup nyaman, aman dan tenang. Di aspek keluarga, kita ingin orang tua sehat, hidup harmonis satu sama lain agar hidup kita pun tenang. Sehingga sebenarnya segala yang kita lakukan di dunia hanyalah untuk mencapai ketenangan dan kedamaian hidup. 

Segala yang kita lakukan di dunia hanyalah untuk mencapai ketenangan dan kedamaian hidup. 

Di diri kita sendiri sebenarnya hasrat untuk mendapatkan ketenangan sudah ditanamkan sejak kita diciptakan oleh Tuhan di mana sebenarnya sumber ketenangan itu sendiri adalah Sang Pencipta. Sadar atau tidak sadar sejak lahir kita sudah memiliki benih untuk memiliki keinginan mencari Yang Maha Kuasa agar merasakan ketenangan. Kehadirannya begitu dekat dengan kita jika kita mau berkomunikasi dengan-Nya lewat doa. Sehingga doa menjadi media komunikasi kita dengan Sang Pencipta. Sejatinya, Tuhan tidak hanya menyampaikan petunjuk dan aturan-Nya lewat kitab suci namun juga membiarkan manusia merespon firman-Nya lewat doa yang berisikan rasa syukur, keluh kesah, dan harapan. 

Sejatinya, Tuhan tidak hanya menyampaikan petunjuk dan aturan-Nya lewat kitab suci namun juga membiarkan manusia merespon firman-Nya lewat doa yang berisikan rasa syukur, keluh kesah, dan harapan. 

Seperti yang dikatakan dalam Qur'an surat Al-Baqarah (2) ayat 186: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia berdo'a kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." Di sini Tuhan ingin mengatakan bahwa untuk merasakan kehadiran-Nya sebenarnya tidaklah perlu perantara. Cukup dengan berdoa kita bisa merasakan betapa Dia berada amat dekat. Bahkan setiap perkataan yang kita ucapkan sebenarnya juga merupakan bentuk doa. Sehingga kita manusia harus menjaga ucapan kita supaya perilaku dan lingkungan kita menjadi positif. Sebab kala mengucap sesuatu malaikat-malaikat di sekitar kita sebenarnya sedang mengamini perkataan tersebut. 

Di mana pun kita berada entah itu sedang di jalan dan tiba-tiba ada lintasan hati yang mengingini sesuatu, sebenarnya harapan itu sudah menjadi doa sebab Allah mendengar sangat dekat. Apapun yang kita ucapkan baik secara lisan atau dalam hati Allah mendengarkan. Seperti juga yang diungkapkan dalam Qur'an surat ke 50 (Qaf) ayat 16: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” juga pada Qur'an surat ke 67 (Al-Mulk) ayat 13: "Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha mengetahui segala isi hati." Ini juga yang menjadi alasan mengapa kita harus lebih mindful dalam mengatur pikiran menjadi positif agar pikiran atau ucapan yang sama dengan doa itu kembali positif ke diri sendiri.

Meskipun begitu kita tidak bisa hanya asal berdoa dan meminta saja. Doa harus disertai dengan usaha dan dilandasi dengan niat. Utamanya kita harus memiliki niat yang baik terlebih dahulu. Diikuti dengan upaya dalam perilaku sehari-hari dengan sikap optimis. Yang terakhir baru menyertai niat dan upaya itu dengan doa. Sehingga doa menjadi amat penting untuk menunjukkan bahwa kuasa kita hanyalah untuk melakukan yang terbaik sebisa kita. Doa yang disertai dengan niat dan usaha yang baik menunjukkan bahwa kita masih menyerahkan hidup kita pada Yang Maha Kuasa sebab kita tidak memiliki kuasa apapun atas hidup. Setelah melakukan tiga hal ini hasilnya nanti Tuhan yang akan mengurus. 

Meskipun begitu kita tidak bisa hanya asal berdoa dan meminta saja. Doa harus disertai dengan usaha dan dilandasi dengan niat.

Tuhan pun sesungguhnya memiliki tiga macam jawaban atas doa yang diucapkan. Pertama doa kita bisa mendapatkan jawaban ya dan langsung dikabulkan. Jawaban kedua Allah bisa bilang tidak. Namun bukan berarti doa tersebut tidak dikabulkan melainkan digantikan dengan hal yang lebih baik. Yang terakhir adalah Allah akan bilang tunggu untuk sabar dan akan diberikan di waktu yang tepat dengan kondisi yang terbaik. Kalau memang belum diberikan sekarang, tunggu dan sabar saja karena Allah pasti akan berikan entah di dunia atau akhirat. Seperti yang tertulis di Qur'an surat Al-Baqarah (2) ayat 286 tadi: “Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia berdo'a kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku.” Sebelum doa dikabulkan baiknya kita memenuhi kewajiban dulu sebagai umat-Nya, melakukan apa yang menjadi kehendaknya. Kalau kita hanya meminta tanpa berupaya atau menunjukkan sikap yang justru menjauhi kita dari perintah Tuhan tentu saja terkabulnya doa pun menjadi lebih lama.

Memang terkadang rasa pesimis akan dikabulkan doa tersebut mungkin muncul karena kurangnya kesabaran kita. Padahal menurut saya kunci sukses dalam hidup hanya dua: sabar dan syukur. Kalau kita dikasih anugerah berarti kita harus bersyukur. Kalau ditahan rezekinya berarti kita harus bersabar. Sebagai  seorang Muslim saya yakin kunci masuk surga adalah kesabaran. Semakin kita diuji kesabarannya dan semakin bisa membuktikan kesabaran tersebut semakin dekat kita dengan surga. Seperti dalam Qur'an surat Ar-Ra'd (3) ayat 24: "’Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.’ Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” Kalau mau didalami berarti memang hidup kita ini memang untuk bersabar yang mana ujian kesabaran tidak akan pernah ada habisnya. Kita saja manusia yang sering tidak sabar sampai akhirnya mudah pesimis karena merasa doanya tidak dikabulkan.

Salah satu alasan mengapa kita bisa kurang bersabar adalah lingkungan sekitar. Saya percaya pola pikir seseorang amat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Artikel apa yang kita baca, siapa yang kita ajak ngobrol bisa sangat memengaruhi pola pikir kita. Kalau kita memiliki lingkungan dengan orang-orang yang optimis dan positif, yang selalu mengajarkan dan mendorong untuk sabar, saya percaya kita akan lebih mudah bersikap optimis. Apalagi di kondisi yang sulit seperti ini. Tahan diri dari energi negatif yang berpotensi melarutkan. Sebab jika kita pesimis, berarti kita meragukan kuasa Tuhan. Sebuah sikap antitesis dari keimanan. Percayalah, kekuatan sebuah doa mampu mengubah takdir. Kasih sayang Tuhan teramat luas daripada yang mampu kita bayangkan. Berharaplah hanya kepada Sang Pencipta, bukan kepada ciptaannya. Apabila kita mau benar-benar melihat lebih jauh mungkin hikmah dari kondisi saat ini adalah kita diberikan banyak waktu di rumah untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

Percayalah, kekuatan sebuah doa mampu mengubah takdir. Kasih sayang Tuhan teramat luas daripada yang mampu kita bayangkan.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024