Self Lifehacks

Lesson Learned: Depresi

Trisa Triandesa

Pegiat Neurosains

Sesuai janji saya di video sebelumnya, kali ini saya akan bahas soal depresi. Bukannya tanpa alasan, tapi kedua kondisi ini cukup umum untuk dialami bersamaan.

Disclaimer:

Ini adalah pemaparan atau penjelasan yang sangat ringkas dan sederhana dari kondisi gangguan mental yang kompleks dan sangat serius. Gangguan depresi harus ditegakkan lewat diagnosa oleh profesional, jangan self-diagnose. Video ini hanya untuk tujuan edukasi

Pernah ga sih ngerasa kaya semua yang terjadi di hidup kita tuh salah, suasana hati atau mood drop banget. Ngerasa berat banget buat bangun tidur atau malah jadi susah tidur, terus nafsu makan jadi berantakan banget. Susah konsentrasi atau susah fokus, kehilangan energi untuk beraktivitas, sampai-sampai kehilangan minat untuk hal-hal yang biasanya kita sukai. 

Depresi seolah-olah kondisi yang jauh dari diri kita, tapi mungkin lebih tepatnya tidak banyak dibahas atau orang enggan membahasnya karena tidak nyaman untuk membicarakan pengalaman depresi. Diestimasikan 8-20% dari populasi mengalami setidaknya satu episode depresif dalam hidupnya.

Jadi apa sih sebetulnya depresi?

Secara sederhana, depresi adalah suasana hati yang rendah dalam waktu yang lama, dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari mulai kehilangan semangat untuk beraktivitas hingga merasa sudah tidak artinya lagi untuk hidup.

Suasana hati yang rendah atau kurang semangat itu cukup wajar, namanya juga manusia ya. Kalau lagi semangat ya semangat banget, dan ada kalanya juga kita merasa terpuruk. Tergantung situasi dan kondisi kan.

Tapi kalau terus menerus dialami dan dirasakan hingga berminggu-minggu atau perasaan itu terus menerus datang dan pergi, itu adalah gejala gangguan depresi. Kalo kamu mengalami ini, saya mohon kamu cari bantuan profesional ya.  Atau setidaknya cerita ke orang yang bisa kamu percaya. 

Penyebabnya bisa bermacam-macam:

-        Pengalaman masa kecil yang negatif

-        Stress 

-        Masalah gangguan mental 

-        Masalah kesehatan fisik

-        Faktor genetik

-        Efek samping dari obat-obatan, dan

-        Gaya hidup yang tidak sehat

Lalu apakah depresi disebabkan oleh chemical imbalance atau ketidakseimbangan kimia di otak? Jawabannya tidak. Memang salah satu metode terapi untuk depresi adalah menggunakan obat anti-depresan. Tapi meskipun obat anti depresan bisa membantu mengurangi gejala depresi, sampai saat ini belum ada satu jenis obat pun yang bisa “menyembuhkan” depresi. Logikanya begini deh, aspirin bisa mengobati sakit kepala, tapi tidak berarti sakit kepala itu disebabkan oleh kurangnya asupan aspirin di dalam otak, kan? (Lacasse & Leo, 2005, PLOS Medicine)

Supaya kita bisa berfungsi optimal dan produktif dalam keseharian, fungsi kognitif kita perlu optimal juga kan? Kebayang ga sih gimana sulitnya bagi seseorang yang depresi untuk menjalani aktivitas sehari-harinya? 

Nah, temuan dari studi neuroimaging menunjukkan bahwa depresi berkaitan dengan terganggunya aktivitas otak di bagian dorsolateral prefrontal cortex dan anterior cingulate cortex (Davidson, Pizzagalli, Nitschke, & Putman, 2002; Etkin, Gyurak, & O'Hara, 2013; Pizzagalli, 201). Selain itu, karena konektivitas antara dorsolateral prefrontal cortex dengan amygdala terganggu maka mengganggu regulasi emosi (Erk et al. 2010). Pada individu yang depresi, ketika menerima informasi negatif menunjukkan respon amygdala yang  terlalu aktif bahkan ketika dalam kondisi istirahat, dan kurang aktif untuk informasi yang positif (Davidson et al. 2002).

Meskipun saat ini belum ada jawaban pasti bagaimana menanggulangi depresi dan banyak perdebatan mengenai metode terapi mana yang paling efektif. Sambil para ahli itu menemukan jawabannya, yuk kita sayangi diri kita dengan menjalani gaya hidup yang sehat, menjalin relasi sosial yang sehat, dan self-care. Penting itu!

Akhir kata, merasa sedih itu bagian dari hidup, tapi kalau sampai berlarut-larut dan menganggu aktivitas itu pertanda ada yang perlu dibenahi atau kamu perlu segera cari bantuan professional. Kita tidak bisa sepenuhnya mengontrol atau mengendalikan apa yang terjadi dan kita alami dalam hidup, tapi kita bisa mengendalikan cara kita memproses pengalaman tersebut. Tidak mudah tapi kita pasti bisa.

Kita tidak bisa sepenuhnya mengontrol atau mengendalikan apa yang terjadi dan kita alami dalam hidup, tapi kita bisa mengendalikan cara kita memproses pengalaman tersebut.

Mengutip Destiny’s Child, wishing you the best, pray that you are blessed, much success, no stress, and lots of happiness!

Yang tau lagunya, boleh loh dilantunkan liriknya.

Saya Trisa Triandesa, sampai jumpa di video Lesson Learned lainnya!

Related Articles

Card image
Self
Kebahagiaan yang Tidak Sehat, Sehat, dan Dhyana

Definisi kebahagiaan dan cara mencapainya telah menjadi subjek perdebatan panjang sejak zaman kuno oleh berbagai filsuf seperti Plato, Socrates, Aristoteles, hingga para pemikir modern seperti David Hume, Nietzsche, dan konsep populer seperti Ikigai di Jepang serta indeks kebahagiaan nasional dari PBB.

By Agus Santoso
17 March 2024
Card image
Self
Kembali Menemukan Diri Sendiri

Pagi berganti malam, hari berganti minggu, bulan berganti tahun, hingga akhirnya kita sampai kembali di momen bulan Ramadan. Selain tentu saja menjadi momen yang tepat untuk kembali mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Ramadan ini adalah waktu yang tepat untuk merekatkan kembali hubungan yang sebelumnya sempat menjauh karena segala kesibukan.

By Greatmind
17 March 2024
Card image
Self
Seni Mengkurasi Hidup

Mengatur hidup dengan cermat bukanlah soal membatasi diri, tetapi lebih kepada memilih dengan bijak apa yang ingin kita pamerkan dalam galeri kehidupan kita. Sama halnya dengan seorang kurator seni yang memilih karya-karya terbaik untuk dipamerkan, kita juga perlu memilih dengan bijak dalam memilih prioritas dan menyesuaikan komitmen kita sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup yang kita inginkan.

By Gupta Sitorus
17 March 2024