Self Love & Relationship

Melihat Cinta dari Sudut Pandang Optimis

Kalau berbicara soal cinta, ada banyak cara untuk bisa menafsirkannya. Bisa jadi ada yang melihatnya sebagai sebuah fenomena yang banyak diisi oleh hal-hal yang membuat kita merasa gelisah, gembira, atau mungkin dilematis karena pada akhirnya harus berurusan dengan patah hati. Tapi menurut saya cinta bisa dilihat dari sudut pandang yang lebih optimis. Memang benar saat menjalani hubungan percintaan dengan orang lain, mungkin akan diisi oleh serangkaian argumen, perpisahan, patah hati, dan hal-hal yang memberatkan hari. Tapi perasaan jatuh cinta juga bisa membawa angin segar dalam hidup, sosok yang kemudian hadir sebagai pelipur lara.

Memang benar saat menjalani hubungan percintaan dengan orang lain, mungkin akan diisi oleh serangkaian argumen, perpisahan, patah hati, dan hal-hal yang memberatkan hari. Tapi perasaan jatuh cinta juga bisa membawa angin segar dalam hidup, sosok yang kemudian hadir sebagai pelipur lara.

Hal ini juga saya ceritakan dalam lagu baru yang saya rilis berjudul “Pelipur Lara” lagu ini datang dari premis cerita yang sangat sederhana. Cerita tentang seseorang yang sudah lama menjalani hubungan yang kemudian harus selesai dan kemudian tiba-tiba bertemu dengan sesosok wanita yang menjadi pelipur lara hatinya. Lagu ini dikemas dengan beragam metafor dan pengandaian, tapi cerita yang sederhana menurut saya menjadi cukup relatable bagi teman-teman yang mendengarkan.

Beragam sudut pandang akan cinta juga saya sampaikan dalam lima lagu yang terangkum dalam mini album “Prosa Liris”. Judul album ini sebenarnya terinspirasi dari sebuah buku karya Linus Suryadi Agustinus yang berjudul “Pengakuan Pariyem”. Ini adalah buku kumpulan prosa liris yang terbit di tahun 1970-an. Beberapa waktu lalu sebenarnya saya mengalami kebingungan dalam menuliskan lirik untuk melodi yang saya buat, hingga akhirnya saya mencari inspirasi melalui buku prosa liris.

Ayah saya yang juga adalah seorang penulis kemudian memberikan beberapa rekomendasi buku. Sejujurnya saya juga belum lama ini mulai membaca buku. Beberapa buku yang kemudian membantu saya adalah “Orang-Orang Rangkasbitung” karya W.S Rendra, “Sang Nabi” karya Khalil Gibran, dan buku-buku karya Sapardi Djoko Damono. Menurut saya membaca buku akhirnya membuat saya menemukan kata-kata, metafora, serta perumpamaan yang berbeda. Ini kemudian membantu saya untuk memicu kreativitas saya dalam berkarya dan menulis lirik. Membaca buku membuat saya menyadari bahwa menarik bagaimana kita bisa menyampaikan suatu hal dalam berbagai cara yang berbeda dan sama indahnya.

Menurut saya membaca buku akhirnya membuat saya menemukan kata-kata, metafora, serta perumpamaan yang berbeda. Ini kemudian membantu saya untuk memicu kreativitas saya dalam berkarya dan menulis lirik.

Terbiasa untuk terlibat di belakang layar sebagai penulis lagu dan produser, merilis lagu atas nama saya sendiri ternyata juga memberikan beragam tantangan dan pengalaman baru. Ini sebenarnya kesempatan yang tidak pernah saya sangaka-sangka. Proses pengerjaan mini album ini pun juga cukup lama, terutama untuk mencapai kesepakatan bersama dalam memilih lagu mana yang akan dirilis. Saya juga bekerja sama dengan banyak kolaborator lainnya seperti Mas Pay Burman, Mas Pronggo Aryo, Mas Rayendra Sunito, dan beberapa kolaborator lainnya.

Terlibat untuk berperan dalam video klip lagu “Pelipur Lara” juga menjadi satu tantangan tersendiri bagi saya, tapi kesempatan ini tentu saya menjadi sebuah pengalaman menarik dalam hidup. Secara keseluruhan EP “Prosa Liris” pada akhirnya bercerita tentang cinta yang dikemas dengan optimism. Walaupun dalam sebuah hubungan pasti ada pertengkaran dan mungkin pada satu titik akan selesai, tapi percayalah bahwa permasalahan-permasalahan tersebut pada akhirnya akan tergerus oleh waktu. Dari segi musik nada-nada yang dibawakan juga bernuansa tahun 1970-an semoga teman-teman juga bisa bernostalgia dengan lagi yang dibagikan.

Walaupun dalam sebuah hubungan pasti ada pertengkaran dan mungkin pada satu titik akan selesai, tapi percayalah bahwa permasalahan-permasalahan tersebut pada akhirnya akan tergerus oleh waktu.

Related Articles

Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024
Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024