Self Lifehacks

Mengelola Emosi

Hai kawan, apa kabar?

Semoga masih optimis menjalankan rencana tahun ini ya, meski keadaan di luar sana kadang terlihat agak tidak terkendali.

Mengenai keadaan dari luar yang tidak bisa kita kendalikan, aku punya satu cerita. Pernah suatu ketika aku marah tanpa sebab. Waktu itu aku kira hormonku sedang tidak stabil. Tapi nyatanya bukan. Alhasil, adikku yang tidak mencuci piring setelah makan siang, aku marahi habis-habisan dan jadi panjang lebar kemana-mana. Akhirnya kami bertengkar. Kejadian-kejadian seperti ini kadang terjadi di luar kendali akibat emosi yang tidak tersalurkan dengan tepat. Biasanya tumpukan emosi ini datang dari luar diri kita, terkubur di dalam diri tanpa disadari kehadirannya.

Malam hari setelah kejadian itu, timbul penyesalan dalam diri. Muncul pertanyaan di benakku, “tadi siang kenapa aku bisa semarah itu karena masalah yang sangat sepele?” Aku mencoba merunut kejadian beberapa hari sebelumnya, mencari akar permasalahan emosiku yang tidak terkendali tadi siang. Dalam kehidupan pribadi, tidak ada masalah sama sekali. Namun, akhirnya kutemukan masalahnya dalam pekerjaan. Ada satu hal yang mejadi masalah dan cukup menyita energi serta emosiku. Seharusnya dari masalah tersebut, aku bisa marah dengan hebatnya. Tapi karena demi menjaga hubungan profesional, aku mencoba menahan emosiku. Ku kira dengan menepis emosi dalam diriku itu, tidak berusaha merilisnya dengan tepat, akan baik-baik saja. Tidak kusangka, adikku yang menerima akibatnya.

Energi-energi negatif atau energi yang tidak kita perlukan dari luar tanpa disadari seringkali tertumpuk dalam diri kita karena berbagai faktor, entah disengaja atau tidak. Tapi, satu hal yang membuat energi ini terus terkubur pada kita yaitu karena kita membiarkannya. Jadi, penting untuk mengenal berbagai energi negatif ini sehingga kita pun bisa melepaskannya dengan baik.

Energi-energi negatif atau energi yang tidak kita perlukan dari luar tanpa disadari seringkali tertumpuk dalam diri kita karena berbagai faktor.

Lantas, bagaimana cara mengenalnya? Belajarlah lebih peka terhadap hati dan perasaan tidak nyaman. Jujurlah pada diri sendiri, tidak perlu segera mengalihkan atau kabur dari energi tersebut. Perasaan inilah kunci dan tanda bahwa kita sedang berada di fase perubahan dari keadaan baik menjadi tidak baik-baik saja.

Belajarlah lebih peka terhadap hati dan perasaan tidak nyaman. Jujurlah pada diri sendiri, tidak perlu segera mengalihkan atau kabur dari energi tersebut.

Aku percaya, setiap orang punya cara yang berbeda untuk sadar akan energi negatif yang datang dari luar dan cara sendiri untuk mengatasinya. Namun, aku punya pengalaman yang barangkali bisa berguna untuk kita semua, sekaligus sebagai pengingatku juga.

Ketika aku dihadapkan dengan keadaan yang membuatku marah atau tidak nyaman akibat energi dari luar diriku, hatiku menyadarinya. Respon terhadap keadaan tersebut sebetulnya bisa kita kendalikan, selama kita menyadari dan mengakuinya dengan jujur. Jujur maksudku di sini tidak perlu terlihat baik-baik saja, namun jangan juga memperlihatkan dengan cara-cara yang kasar. Toh kita manusia, ada emosi dan wajar jika terlihat. Lalu, aku menerimanya, diam dan ambil napas kemudian menghembuskannya perlahan. Setelah bisa meninggalkan keadaan yang membuatku tidak nyaman, aku mencari tempat sepi kemudian menangis atau berteriak sekencang mungkin dan berkata pada diri sendiri “sabarmu kali ini bukan karena kamu mengalah, tapi karena kamu lebih hebat daripada energi-energi negatif itu”. Setelah pulang ke rumah, aku akan bercerita kepada orang yang kupercaya, berbagi dengan orang-orang terdekat ini cukup efektif untuk menerima dan menguraikan energi-energi negatif tersebut.

Ketika bercerita, kita boleh mencurahkan semua isi hati, namun jangan menghakimi, karena ketika menghakimi akan muncul perasaan dendam dan ini akan sangat menyiksa batin kita sendiri. Lantas, apakah aku menjadi orang yang tidak pernah marah? Tentu tidak, hehe. Hanya saja aku menjadi cukup bisa mengelola emosiku dan energi negatif yang datang dari luar, tidak dikendalikan oleh keadaan sekitar yang datang tanpa diundang.  Jujur, hingga saat ini pun aku terus belajar mengelolanya.

Jadi, jangan sampai kita mengulang kesalahan yang sama lagi ya, mengeluarkan emosi dengan cara yang tidak tepat dan orang terdekat yang malah terkena imbasnya.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024