Self Lifehacks

Menjadi Pribadi Bahagia

Sissy Prescillia

@sysiio

Aktris

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Masa kecil saya penuh dengan petualangan. Penuh warna dan kebahagiaan. Banyak sekali hal-hal dari masa itu yang membuat saya kini bersyukur akan apa yang terjadi. Namun waktu terus berputar. Kita manusia terus berkembang. Dalam perjalanannya setiap orang tidak mungkin tidak ada yang berubah meski tetap akan ada yang dipertahankan. Pada dasarnya kebanyakan orang pasti ingin menjadi lebih baik setiap harinya. Nilai-nilai baik akan dipertahankan sedangkan yang kurang baik akan diperbaiki. Begitu juga saya yang tak luput dari proses evolusi. Dulu saya bisa terbilang seseorang yang cukup egois. Ketika saya bilang “tidak” bisa saja jawaban tersebut tidak disertai alasan. Hanya sekadar karena saya ingin bilang “tidak” saja tanpa memikirkannya matang-matang. 

Tapi setelah berkeluarga lama-kelamaan sifat itu pun berkurang karena saya tidak bisa hanya memikirkan diri saya sendiri lagi. Hanya memikirkan apa yang nyaman buat saya tanpa bisa memberikan alasannya apa. Seiring berjalannya waktu dengan kematangan diri yang lebih mumpuni saya kini menyertai jawaban “iya” dengan alasannya begitu pula ketika menjawab “tidak”. Saya pikir inilah bentuk penghargaan saya terhadap orang lain di mana hal kecil ini justru membuat saya menyadari seberapa penting mensyukuri apapun yang datang ke kehidupan. Termasuk ketika saat ada pihak-pihak yang memberikan saya kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu. Perubahan ini juga membuat saya jadi lebih bisa menghargai orang lain. Suami saya pernah bilang, “To be old and wise you have to be young and stupid.” Saya rasa dia benar. Walaupun saya belum tua tapi sepertinya saya bisa lebih bijak karena saat muda saya pernah kurang pintar dalam bersikap dan berpikir.

Dulu saya menjalani berbagai profesi meski sebenarnya mungkin bukan dalam perencanaan. Saat remaja saya ingin menjadi pramugari namun pintu keberuntungan justru berasal dari dunia modelling. Menjadi cover majalah menuntun saya pada film Ada Apa Dengan Cinta yang mendulang banyak perhatian dan prestasi. Karakter Millie yang saya perankan ternyata berhasil merebut hati khalayak ramai dan mengantar saya pada segelintir judul film lainnya. Tapi saya akui saat itu saya masih muda dan belum benar-benar memikirkan secara matang soal karier sehingga saya amat memilah dan memilih proyek apa yang ingin dikerjakan. Hingga pada akhirnya ketika berkeluarga dan punya anak prioritas saya bergeser. Pelajaran yang kini saya pahami adalah kita harus bersyukur dengan apa yang kita dapatkan dan apa yang ditawarkan serta dipercayakan ke kita. Jadi kalau ada kesempatan baik yang memang membantu kita mencapai tujuan hidup harusnya dianggap sebagai penghargaan untuk diri. Berarti kita dipercaya oleh orang akan kemampuan dalam mengerjakannya. Bukan justru sering mengeluh. 

Kini kesempatan menjadi penyiar radio pun amat saya syukuri. Pekerjaan ini menjadi sebuah kesempatan emas untuk eksplorasi diri. Terutama karena secara tidak sadar ternyata passion saya ada di industri ini. Melihat ke belakang, waktu kecil saya pernah merekam suara bersama adik kedua. Dulu kami pura-pura siaran radio. Tanpa diduga sekarang saya benar-benar menjadi penyiar radio. Pekerjaan yang membuat saya nyaman, jatuh cinta dan bahagia sampai-sampai rasanya selalu bersemangat datang ke kantor meski harus bangun subuh. Saya yang dulu mungkin sudah bersungut-sungut. Pada akhirnya saya memahami bahwa pekerjaan adalah sebuah tanggung jawab, harus dikerjakan sebaik mungkin meski kadang menyita waktu. Karena sebuah pekerjaan melibatkan orang lain sehingga apabila kita bertanggung jawab mengerjakannya dengan baik berarti kita bisa menghargai mereka yang telah mempercayakan pekerjaan tersebut.

Jika dipikir-pikir rasa tanggung jawab ini sepertinya memang sudah dibentuk oleh kedua orang tua saya. Nilai ini juga yang dari dulu sampai sekarang tetap saya pertahankan dalam diri. Saya dibesarkan dengan sosok papa yang cukup tegas. Membuat saya tidak berani berbohong. Beliau dan mama juga mendidik saya dan adik-adik untuk bisa mandiri terutama dalam menyelesaikan masalah sendiri. Bertanggung jawab dengan masalah sendiri. Nilai tersebut pun terus tumbuh ketika hadir kedua adik saya. Menjadi kakak pertama dengan jarak yang cukup jauh dengan kedua adik membuat saya merasa bertanggung jawab untuk melindungi mereka. Kami pun dididik untuk menjadi pribadi yang bisa menebarkan kebaikan satu sama lain, saling menghargai dan berani mengakui dan menerima kesalahan.

Nilai-nilai tersebut juga kini saya teruskan pada anak-anak saya dengan ditambah nilai lainnya yaitu untuk berpikir positif. Saya kini terus berusaha semaksimal mungkin untuk bisa berpikir positif pada apa yang ada di hadapan saya. Seperti lirik lagu Beyonce, “What goes around comes back around”. Karma itu ada. Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Ketika saya berpikir dan berlaku positif pada orang lain saya yakin hal baik juga akan datang pada saya. Sebaliknya jika kita berpikir dan berlaku negatif. Sadar tidak kalau dunia kita semakin lama semakin penuh dengan hal negatif. Ketika membaca berita terpapar sejumlah tragedi pembunuhan, pemerkosaan. Begitu pula saat menonton televisi dengan acara gosip yang kadang menyudutkan salah satu figur. Kalau semua masalah di muka bumi ini saya pikirkan sebegitu dalamnya, saya akan stres. Tidak akan bahagia. Akhirnya ketika saya tidak bahagia anak-anak saya juga tidak bahagia. Menjadi seseorang yang happy-go-lucky nyatanya bisa menularkan aura positif pada orang lain. Bukannya tidak peduli pada sekeliling tapi tidak terlalu memikirkan semua masalah berat yang sudah terjadi. Tentu saja saya tetap memiliki rasa empati tetapi yang paling penting buat saya sekarang adalah bagaimana jadi orang baik ke semua orang, bagaimana menjalani hidup sehari-hari dengan bahagia. Sehingga orang sekeliling saya pun merasakan aura senang dari saya dan terpengaruh untuk juga menebarkan kebaikan dan kebahagiaan itu.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024