Self Lifehacks

Perjalanan Menjadi Dewasa

Nadin Amizah

@cakecaine

Musisi

Fotografi Oleh: Nadin Amizah

Tahun ini, aku berusia 20 tahun. Dan untuk merayakannya, aku mengeluarkan album pertama dalam karir bermusikku, 'Sorai', yang bercerita mengenai perjalananku menjaddewasa.

Selama ini, aku selalu menganggap diriku lebih dewasa dibandingkan teman-teman di usia yang sama. Baik dari bagaimana caraku berpikir dan bertindak, aku merasa aku lebih sesuai untuk bergaul dengan mereka yang usianya lebih tua dibanding diriku. Entahlah, mungkin bisa jadi itu adalah salah satu bentuk kesoktahuanku. Namun, dengan mulai berkarir musik di usia 16 tahun dan mengalami sejumlah hal di masa lalu yang cukup kompleks, secara langsung, hal-hal ini berpengaruh pada cara berpikirku yang lebih ‘advance’ dibandingkan teman sebayaku dulu di bangku SMA.

Akan tetapi, begitu aku mendekati usia 20 tahun dan kini telah menginjakkan kaki di dekade baru ini, aku tersadar, ternyata ada banyak sekali yang belum aku ketahui dan pelajari, serta menurutku, masih terlihat sekali sosok bocah dalam diriku. Proses pendewasaan yang aku alami sekarang, akan terus terjadi untuk seterusnya ke depan. Manurutku, we’re still children in our mind. Selamanya, kita masih akan terus berproses. Karena dari setiap kejadian yang kita alami itulah, kita akan berkembang menjadi lebih dewasa di kemudian hari.

Manurutku, we’re still children in our mind. Selamanya, kita masih akan terus berproses. Karena dari setiap kejadian yang kita alami itulah, kita akan berkembang menjadi lebih dewasa di kemudian hari.

Memasuki usia baru, aku merasa takut sebenarnya karena menyadari akan ada lebih banyak tanggung jawab yang menantiku sebagai seseorang di usia 20 tahunan. Terlebih, aku baru saja merilis album pertama, yang keluar di tengah situasi pandemi. Rasanya seolah ada lebih banyak rencana dan hal baru yang harus aku lakukan untuk membuat segala sesuatunya berjalan baik. Beruntung aku memiliki Bunda yang selalu menjadi support sytem ku. Saat aku tidak tenang, Bunda akan membantu menenangkan diriku. Biasanya ia akan berkata untuk mengingatkan, ‘kakak lagi capek doang, jangan ngerusak hal gara-gara cuma capek aja’. Maka dari sini, aku akan beristirahat, dan biasanya akan kembali tenang setelah itu.

Hubunganku dengan Bunda memang semirip itu. Bagaimana cara aku tersenyum, bercanda, dan menangani masalah, semuanya ak pelajari darinya. Bunda adalah sosok role model aku untuk menjadi dewasa. Ia mendidik dan menerima diriku apa adanya. Di album pertamaku pun, aku menampilkan foto Bunda saat kecil sebagai cover-nya. Seringkali kita lupa, bila di saat hari kelahiran kita, pada saat itu pula sosok Bunda ‘terlahir’ pula. Kita tidak akan ada di dunia ini tanpanya, bukan? Maka dari itu, sebenarnya album baru ini merupakan rasa terima kasih untuk Bunda. Terdapat dua lagu, 'Bertaut' dan 'Kanyaah', yang sengaja aku tulis untuknya.

Menurutku, penting untuk kita memilki orang lain dalam hidup yang mampu menjadi support system. Orang-orang yang biasa ada untuk kita, biasanya tidak kita cari, namun datang dengan sendirinya untuk kita. Saat kita merasa kesepian, coba amati sekeliling kita. Bisa jadi kita mengalami kesepian karena ada yang salah pada diri kita atau mungkin kita bersikap selfish sehingga tidak sadar dengan kehadiran orang lain di sekitar diri. Biasanya, terdapat paling tidak satu orang yang akan ada untuk kita. Mungkin dulu kita kurang terbuka saja, hingga tidak menyadarinya. Pada akhirnya, dunia tidak cuma tentang diri sendiri, kok. Aku percaya, bila kita baik, orang baik akan datang juga. Begitu pula sebaliknya. Bila kita merasa semua orang toxic, bisa jadi ada yang salah pada diri kita.

Aku percaya, bila kita baik, orang baik akan datang juga. Begitu pula sebaliknya. Bila kita merasa semua orang toxic, bisa jadi ada yang salah pada diri kita.

Bagiku sendiri ‘toxic ’ is an overused word. Terlalu  banyak dan mudah diucap untuk melabeli seseorang menurutku. Padahal, bisa jadi orang tersebut bukan toxic, namun hanya tidak cocok dengan kita. Kita pun mungkin saja memiliki sisi toxic tersendiri yang berbenturan dengan orang tersebut. Di lain waktu, bisa saja kita bertemu orang lain, yang toxic nya nyambung dengan kita. Bila kita sedang bermasalah dengan seseorang, coba bercermin saja dulu. Siapa tahu, ada yang bisa kita bantu dari mereka karena seringnya, orang yang toxic itu, memproyeksikan masalah yang ada pada diri mereka. Kalau kalian menganggap orang tersebut adalah teman kalian, maka bantulah dia. Tidak perlu semudah itu melabeli seseorang toxic. Karena bisa jadi, sebenarnya ada hal positif yang coba ia tunjukkan pada diri kita.

Namun, bila ternyata diri kita sendiri yang toxic, ya diri kita lah yang harus berubah, walaupun aku tahu itu sulit. Kalau dari aku, tips-nya adalah coba cari orang yang menurut kita hebat dan jadikan orang tersebut sebagai role model. Kalau misalnya kita memiliki suatu sosok ideal yang ingin kita capai, kemungkinan besar kita bisa mendekati apa yang kita mau. Dan bila kita passionate terhadap sesuatu, kita akan merasakannya sendiri, kok, dan kita tidak perlu mengingkarinya. Mungkin apa yang kita sukai bukan yang orang lain biasa lakukan, tapi, lakukan saja. Just do it.

Bila kita passionate terhadap sesuatu, kita akan merasakannya sendiri, dan kita tidak perlu mengingkarinya. Mungkin apa yang kita sukai bukan yang orang lain biasa lakukan, tapi, lakukan saja.

Menjadi dewasa, bagiku juga berarti menghadapi dan berdamai dengan sejumlah insecurities atau rasa gelisah dan tidak aman. Aku sendiri merasa diriku masih berkembang, hingga merasa belum baik dalam menyikapi insecurities ini. Tapi bagiku, ‘we cannot heal what we don’t let ourselves feel’. Kita tidak bisa sembuh bila kita tidak berani merasakan dan melaluinya. Menurutku, rasa insecure adalah cara Tuhan berkata pada kita untuk lebih humble karena kita bukan yang paling keren di dunia ini. Jadi, itu bukalah sesuatu yang perlu ditakutkan. Anggap saja perasaan ini adalah sebagai pengingat bagi diri kalau ada yang lebih baik dari kita, sehingga kita harus bisa lebih baik dari kemarin. Jangan menganggap diri kita insecure tanpa kejelasan apa yang membuat kita merasa demikian. Temukan dahulu faktor penyebabnya, baru kita bisa tentukan bagaimana cara kita melakukan improvement pada diri sendiri. Bisa jadi kita merasa insecure karena ada orang lain yang lebih pintar dari kita sehingga kita merasa tersaingi, atau takut bila suatu saat kita bukan pemegang juara kelas lagi karena orang lain yang lebih pintar itu. Ini bisa diatasi dengan misal, kita belajar lebih giat lagi. Intinya, jangan biarkan rasa insecure itu berlarut dalam diri, karena kalau tidak kita tangani, akan sulit bagi kita untuk berkembang menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Karena pada akhirnya, kita semua akan beranjak dewasa, dan ini semua hanyalah permulaan untuk hal-hal selanjutnya yang akan datang.

Menurutku, rasa insecure adalah cara Tuhan berkata pada kita untuk lebih humble karena kita bukan yang paling keren di dunia ini.

 

 

Related Articles

Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024
Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024