Self Lifehacks

Terbentur Oleh Waktu, Terbentuk Menjadi Aku

Kalau dilihat kembali, ada tiga momen paling penting yang kemudian membentuk hidupku saat ini. Pertama adalah kegagalan. Saat masih duduk di bangku SD aku sering sekali ikut lomba, terutama lomba menyanyi. Ibu adalah orang yang paling sering hadir untuk mendorongku berpartisipasi dalam banyak lomba. Ia selalu mendukungku untuk terus berlatih dan mengasah diri.

Padahal, aku rasa selama ikut lomba, aku lebih sering berjumpa dengan kekalahan daripada kemenangan. Kala itu, kadang aku suka merasa rendah diri dan tidak pernah cukup. Di fase itu ibuku sering sekali mengatakan bahwa beliau ingin aku mencoba melihat situasi dari sudut pandang yang lain. Ikut lomba bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga memahami bahwa ada begitu banyak anugerah yang Tuhan titipkan kepada manusia-manusia lain. Di atas langit akan selalu ada langit, jadi lebih baik fokus pada progress yang kita buat dan mensyukuri setiap langkah yang kita jalani untuk menjadi lebih baik. Soal hasil, diserahkan saja ke Yang Di Atas.

Di atas langit akan selalu ada langit, jadi lebih baik fokus pada progress yang kita buat dan mensyukuri setiap langkah yang kita jalani untuk menjadi lebih baik.

Momen penting kedua adalah hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain karena pekerjaan orang tua. Sebelum akhirnya menetap di Jakarta, aku pernah tinggal di Surabaya, Semarang, dan Banjarmasin. Dari sana, aku melihat begitu banyak perbedaan. Kemudian aku menyadari bahwa sudut pandang tersebut juga membentuk caraku bersikap hari ini. Aku merasa karena terbiasa pindah dari satu kota ke kota lain, aku jadi lebih mudah untuk bersosialisasi. Selain itu, aku juga jadi lebih terbiasa melihat perbedaan yang terjadi di sekelilingku. Ternyata latar belakang orang itu bisa berbeda-beda, pemahaman ini kemudian membuatku untuk lebih peka terhadap sekelilingku.

Kemudian momen ketiga adalah kesempatan untuk tumbuh besar bersama orang tua selama dua puluh lima tahun. Aku sangat mensyukuri kesempatan untuk tinggal bersama dan mendapatkan cinta yang utuh dari orang tuaku. Hingga akhirnya ibuku berpulang di bulan Agustus lalu, aku merasa betapa waktu yang sempat aku lalui adalah anugerah yang Tuhan berikan padaku. Ayah dan ibu mengajarkanku cara melihat dunia dengan kacamata yang penuh makna. Mereka memperlihatkan aku bahwa di dunia ini ada dua sisi kehidupan. Aku diajarkan bahwa seburuk apapun momen yang pernah terjadi, dunia ini tetap penuh berkah dan segala keindahan yang perlu disyukuri.

Ayah dan ibu mengajarkanku cara melihat dunia dengan kacamata yang penuh makna. Aku diajarkan bahwa seburuk apapun momen yang pernah terjadi, dunia ini tetap penuh berkah dan segala keindahan yang perlu disyukuri.

Orang tua, terutama ibuku, selalu hadir dalam momen-momen penting di hidupku. TIdak hanya hadir sebagai orang tua tetapi sahabat yang siap mendengarkanku bercerita. Selain orang tua, aku juga sangat bersyukur dan berterima kasih pada sahabat-sahabatku sedari SMA yang selalu hadir saat aku terbentur oleh realita hidup. Bahkan, mereka juga yang memberikan aku titik awal dimana aku mulai belajar tentang diriku sendiri. Aku berterima kasih terhadap bagaimana mereka menerima dan memberikan kritik yang sangat baik untuk perjalananku bertumbuh dan berkembang sampai saat ini. Dua hal yang paling aku syukuri adalah berjodoh dengan teman-teman yang sangat sayang dan mendukung aku begitu juga sebaliknya dan diberikan sosok ibu yang selalu bersedia mendengarkan ceritaku.

Segala momen-momen yang membentuk diriku hingga hari ini akhirnya aku rangkum menjadi dua belas kisah yang bsia teman-teman dengarkan dalam album perdanaku berjudul “Terbentur Terbentuk”. Album ini menceritakan pengalamanku dalam mengenal diri sendiri. Melalui album ini, aku mungkin ingin menyuarakan pentingnya menerima kelebihan atau kekurangan diri kita. Mungkin kita biasa menyebutnya sebagai penerimaan diri, ini bukan berarti kita meninggikan atau merendahkan diri, tapi belajar untuk aku bisa lebih merasa cukup atas diri aku sendiri.

Di dalam album ini ada sebuah lagu yang judulnya sama, di situ aku lebih menceritakan bahwa kehidupan ini terdiri dari dua sisi. terinspirasi dari salah satu filosofi Tiongkok yang namanya Yin and Yang. Filosofi ini memperlihatkan bahwa dua sisi ini terlihat berlawanan tapi sebenernya mereka berharmoniasasi jadi satu. Dalam hidup akan ada suka dan duka, gelap dan terang, berjumpa dan berpisah. Hidup selalu punya dua sisi. Benturan hiduplah yang kemudian membentuk jati diri kita hari ini. Karena itu, aku selalu bilang di album ini, aku terbentur oleh waktu lalu terbentuk menjadi aku.

Dalam hidup akan ada suka dan duka, gelap dan terang, berjumpa dan berpisah. Hidup selalu punya dua sisi. Benturan hiduplah yang kemudian membentuk jati diri kita hari ini.

Related Articles

Card image
Self
Rayakan Keberagaman dalam Kecantikan

Keberagaman jadi satu kata kunci yang tidak akan pernah lepas saat membahas tentang Indonesia. Mulai dari keragaman budaya, bahasa, hingga kecantikan perempuan di negeri ini adalah salah satu kekayaan yang sudah sepatutnya kita rayakan.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
27 April 2024
Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024