Self Lifehacks

Live Optimally: 25 Jam dalam Sehari

Sering kali 24 jam dalam sehari rasanya tidak cukup. Bisa jadi karena pekerjaan kita yang terlalu banyak, kemampuan kita yang kurang efisien untuk menggunakan waktu, atau karena kita terkadang suka memprioritaskan hal yang salah. Apa pun alasannya, it seems so hard to make friends with time.

“Time is what we want most, but what we use worst.” - William Penn.

Kita sering ingin untuk punya waktu lebih banyak dalam keseharian kita, tapi kalau pun kita bisa punya waktu lebih setiap harinya, apakah kita akan bisa menggunakannya dengan efektif? Ini pertanyaan yang perlu kita tanyakan ke diri kita sendiri. Karena mungkin saja, 24 jam dalam sehari itu adalah waktu yang cukup atau mungkin jauh lebih dari cukup, namun sebagian besar dari kita memanfaatkannya dengan cara yang kurang optimal.

Karena mungkin saja, 24 jam dalam sehari itu adalah waktu yang cukup atau mungkin jauh lebih dari cukup, namun sebagian besar dari kita memanfaatkannya dengan cara yang kurang optimal.

Para orang Yunani kuno punya dua kata yang berbeda untuk mendeskripsikan “waktu”, yaitu chronos dan kairos, walaupun kedua kata ini punya terjemahan yang sama, tapi makna dari dua kata ini sangat berbeda. Chronos adalah definisi terhadap waktu yang cenderung paling sering kita dengar atau mungkin tertanam dalam otak kita, yaitu waktu kronologis. Sedangkan di sisi lain, kairos merupakan definisi terhadap waktu yang cukup berbeda, yaitu waktu atau kesempatan untuk bertindak. Simpelnya, chronos bersifat kuantitatif dan kairos bersifat kualitatif. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, tapi mungkin kita bisa sepakat, kalau mempunyai quality time akan lebih menguntungkan dibandingkan mempunyai quantity time.

Bahkan salah satu dari love language yang selama ini kita gunakan untuk lebih mengenal seseorang lebih dalam adalah quality time kan? Bukan quantity time. Karena dengan quality time, kita mempunyai atensi dan awareness yang lebih untuk berada pada momen tersebut. Alhasil, kita akan lebih bisa menggunakan waktu yang kita punya dengan lebih baik.

Ketika kita merasa kekurangan waktu, bisa jadi kita merasakan hal tersebut karena kita memandang waktu sebagai chronos, dan bukan sebagai kairos. Oleh karena itu, menurut saya pribadi, langkah pertama untuk bisa merasa atau mempunyai waktu cukup adalah dengan memperlakukan waktu yang kita punya sebagai kairos. Kualitas dari waktu kita ditentukan oleh kualitas dari pilihan kita.

Kualitas dari waktu kita ditentukan oleh kualitas dari pilihan kita.

Pada dasarnya, kita terkadang punya kecenderungan untuk meng-overestimate kemampuan kita dalam melakukan dan menyelesaikan sesuatu. Sebagai contoh, yang seharusnya dalam sehari kita mengerjakan 5 hal, kita malah memaksa diri kita untuk menyelesaikan 10 hal dalam hari tersebut. Namun, mungkin beberapa dari kita bisa kok melakukannya, memang bisa, tapi energi dan fokus kita pasti akan terkuras dan ini akan punya dampak terhadap kemampuan kita untuk mengelola waktu dalam jangka waktu panjang. 

Pada dasarnya, kita terkadang punya kecenderungan untuk meng-overestimate kemampuan kita dalam melakukan dan menyelesaikan sesuatu. Sebagai contoh, yang seharusnya dalam sehari kita mengerjakan 5 hal, kita malah memaksa diri kita untuk menyelesaikan 10 hal dalam hari tersebut.

Salah satu prinsip yang kita bisa gunakan ketika ingin menentukan pilihan atau prioritas kita dalam keseharian agar bisa memaksimalkan waktu, adalah prinsip Pareto atau yang lebih sering dikenal sebagai 80/20 Rule. Prinsip Pareto mengatakan bahwa 80% dari hasil datang dari 20% penyebab.

Salah satu prinsip yang kita bisa gunakan ketika ingin menentukan pilihan atau prioritas kita dalam keseharian agar bisa memaksimalkan waktu, adalah prinsip Pareto atau yang lebih sering dikenal sebagai 80/20 Rule. Prinsip Pareto mengatakan bahwa 80% dari hasil datang dari 20% penyebab.

Dari sini kita bisa tau bahwa apabila kita hanya mengalokasikan fokus kita ke hal yang lebih sedikit dan esensial (20%), hasil yang akan kita bisa dapat akan jauh lebih besar dan bermakna (20%), dibandingkan fokus ke banyak hal (80%) dan akhirnya menuai hasil yang tidak maksimal (20%).

Untuk bisa menerapkan prinsip Pareto dalam keseharian kita, kita bisa menggunakan konsep yang disebut sebagai The Big 3. The Big 3 ini adalah konsep yang bisa dijadikan penerapan dari prinsip Pareto, di mana dalam satu hari, kita hanya perlu fokus untuk melakukan 3 hal esensial yang akan move the needle, yang apabila kita tidak lakukan akan mempunyai dampak negatif yang cukup besar dan bisa menghambat efektivitas kita di kemudian hari. Sebaliknya, apabila kita melakukan 3 hal esensial ini, berarti kita sudah berhasil melakukan hal-hal terpenting yang perlu kita selesaikan dalam hari tersebut. Jadi, focus on our Big 3’s. Pertanyaan yang perlu kita jawab dan renungkan setiap malam sebelum tidur atau setiap pagi sebelum mulai beraktivitas adalah “What is today’s Big 3 that I need to accomplish to call today a great day?”

Pertanyaan yang perlu kita jawab dan renungkan setiap malam sebelum tidur atau setiap pagi sebelum mulai beraktivitas adalah “What is today’s Big 3 that I need to accomplish to call today a great day?”

Tanyakan ini ke diri kita sendiri, jawab pertanyaan ini untuk diri kita sendiri, dan berterima kasih ke diri kita sendiri karena telah memprioritaskan dan menyelesaikan hal-hal yang bermakna dalam hidup kita. Karena apabila kita bisa melakukan ini, kita akan terbebas dari hal-hal yang bersifat non-esensial lainnya yang sering merebut waktu, atau kairos kita.

Related Articles

Card image
Self
Perbedaan dalam Kecantikan

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang tidak akan pernah terpisahkan. Cantik kini bisa ditafsirkan dengan beragam cara, setiap orang bebas memiliki makna cantik yang berbeda-beda sesuai dengan hatinya. Berbeda justru jadi kekuatan terbesar kecantikan khas Indonesia yang seharusnya kita rayakan bersama.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
01 June 2024
Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024