Pernah nggak, lo deep talk sama orang tua?
Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kali lo ngobrol bareng ibu atau bapak? Bukan, bukan hanya sekedar bertanya sudah makan atau belum lalu kemudian selesai, melainkan perbincangan yang lebih mendalam mengenai apa yang sedang lo kerjakan atau usahakan.
Ketika memasuki usia yang kita rasa cukup dewasa terkadang kita tanpa sengaja menjauh dari orang tua. Mungkin karena jarak lantaran harus merantau, bisa juga karena rasa tanggung jawab di kepala yang mengatakan kita harus memikul semuanya sendirian. Bisa juga karena merasakan manisnya kebebasan yang selama ini tidak bisa kita rasakan saat tumbuh dewasa.
Kita memang tidak bisa memilih di keluarga mana kita dilahirkan. Setiap orang melalui masa kecil yang berbeda-beda, sebagian mungkin tidak familiar dengan kegiatan curhat bareng keluarga apalagi sama ibu atau bapak. Tak jarang saat kita berusaha mendekatkan diri setelah dewasa, kita justru harus menghela napas karena masih selalu dianggap sebagai anak kecil. Bagi orang tua, kita akan selalu menjadi sosok anak seumur hidup mereka. Tapi terkadang kita enggan untuk menerima bahwa kita akan selalu dipandang sebagai anak oleh ibu atau bapak kita.
Kalau sekarang, di media sosial mungkin istilah yang lebih sering dibagikan adalah quarter life crisis, krisis seperempat abad, tapi sebenarnya ada satu istilah yang juga serupa yaitu midlife crisis. Umumnya terjadi saat mulai memasuki rentang usia 45-65 tahun. Saat orang tua kita mulai lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, bukan lagi dengan meeting ke sana ke mari.
Kemudian hari-harinya mulai lengang, beberapa mungkin berharap akan menghabiskan masa tua bersama keluarga di rumah. Sayangnya kita terlalu sibuk berjuang sendirian, merasa bahwa kita tidak mungkin lagi cerita pada orang tua karena lagi-lagi merasa cukup dewasa. Sama seperti kita yang ingin didengar pendapatnya, mungkin orangtua kita juga hanya ingin tetap dilibatkan dalam apa yang sedang kita jalankan.
Tidak harus setiap hari, tapi coba mulai untuk menceritakan dan menjelaskan pekerjaan atau pelajaran apa yang terasa membebani pikiran kita akhir-akhir ini. Tentu, setiap orang tua memiliki kepribadiannya masing-masing sama seperti kita.
Bisa jadi sebagian dari kita merasa tidak nyaman berbagi cerita dengan orang tua karena respon yang diberikan tidak sesuai harapan. Tapi tidak ada salahnya tetap mencoba untuk memberikan mereka bagian dalam hidup kita. Jika bukan lagi menjadi pihak yang mengambil keputusan, mereka rasanya akan cukup senang dengan menjadi teman berbagi cerita yang dapat kita percaya.
Jika bukan lagi menjadi pihak yang mengambil keputusan, mereka rasanya akan cukup senang dengan menjadi teman berbagi cerita yang dapat kita percaya.
Terkadang ada orang tua yang kita pikir terlalu banyak berkomentar tentang apa yang kita sedang kerjakan. Daripada jengkel karena terus menerus ditanya, kita bisa mulai memberikan mereka penjelasan yang cukup mengenai hidup yang sedang kita jalankan.
Zaman sudah jauh berkembang sekarang, besar kemungkinan mereka hanya tidak tahu atau belum paham betul apa saja yang sebenarnya telah berubah. Untuk mendapat kepercayaan dari orang tua, hal pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memastikan mereka paham apa yang kita inginkan.
Sering kali kita tidak sabar dalam menjelaskan sesuatu kepada orang tua, sesederhana cara menyalin teks di WhatsApp misalnya. Butuh kesabaran dan kemampuan tentunya untuk bisa berkomunikasi dengan tenang. Orang tua kita pada dasarnya hanya ingin yang terbaik untuk kita, sekarang dan di masa mendatang. Mereka hanya ingin tetap diberikan bagian dan kepercayaan untuk menjadi bagian penting dalam hidup kita.
Kita mungkin cukup sedih atau bahkan sakit hati karena teman kita perlahan menjauh, rasanya wajar kalau orang tua kita mulai sedih karena kita menjauh saat beranjak dewasa. Jadi, mari coba mulai kembali berbincang bersama orang tua selagi mereka masih bisa mendengar kita. Tidak perlu cari topik penting atau menarik, tidak perlu mencari alasan untuk kembali menjadi seorang anak, karena selamanya kita adalah anak di mata mereka.
Kalau kemudian respon yang kita dapatkan justru menyakiti hati? Ya, setidaknya kita tidak akan menyesal di kemudian hari karena sudah mencoba melakukan yang terbaik. Sama seperti jutaan manusia lainnya, orang tua kita juga pasti tidak sempurna, begitu juga kita.
Sama seperti jutaan manusia lainnya, orang tua kita juga pasti tidak sempurna, begitu juga kita.