Society Health & Wellness

Kebaikan Dari Alam

Tjok Gde Kerthyasa

Praktisi Homeopati

Sebelum menjadi seorang praktisi homeopati gaya hidup saya terbilang sangat tidak sehat. Berawal dari jadi musisi yang kemudian beralih ke dunia perhotelan. Sampai suatu hari saya mengalami asma kronis yang dianjurkan untuk mengonsumsi steroid seumur hidup. Tidak langsung menyerah pada satu anjuran, saya diantar oleh ibu ke praktisi Buteyko Breathing. Di sana saya dilatih untuk mengatur pernapasan dengan metode dan pola tertentu. Saya betul-betul didorong untuk mengatur pernapasan dalam kurun waktu singkat dan latihan keras. Hingga akhirnya saya merasakan sendiri ternyata tubuh kita bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Dalam waktu satu bulan saya membuang semua obat-obatan medis dan menghilangkan penyakit asma tersebut. Pengalaman itu membawa saya pada pendalaman pengobatan herbal. Saya kemudian memutuskan untuk kuliah di Australia untuk belajar pengobatan alami lebih banyak. Mulai dari naturopati, pertanian organik sampai teh herbal saya pelajari. Tapi saat itu saya belum mengenal homeopati.

Suatu ketika anak yang belum genap satu tahun saya bawa serta ke Sidney. Sepertinya karena perubahan cuaca karena di sana sedang musim dingin, anak saya batuk parah dan demam. Dokter memberikan diagnosis kalau anak saya terkena bronkitis. Tapi lagi-lagi saya tidak hanya ingin mendengar dari satu sumber saja. Guru saya pun memberikan rekomendasi untuk bertemu dengan praktisi homeopati. Setelah berkonsultasi praktisi tersebut memberikan obat dan bilang kalau dua hari lagi belum sembuh kami diminta datang lagi. Benar saja dua hari kemudian anak saya belum sembuh. Datanglah lagi kami ke sana sampai ketiga kalinya datang saya berpikir, “Kalau botol obat ini tidak juga menyembuhkan saya tinggalkan homeopati”. Lalu setelah minum obat terakhir, anak saya batuk hebat, muntah-muntah dan tertidur. Besok paginya dia bangun seperti tidak pernah sakit. Dari situ saya bilang pada diri sendiri, “Ini mukjizat. Baiklah saya mau berkomitmen pada homeopati.”

Homeopati sendiri adalah pengobatan holistik yang menggunakan frekuensi dari sebuah unsur untuk memicu reaksi penyembuhan yang sebenarnya berasal dari tubuh pasien itu sendiri. Obat-obatan homeopati berfungsi untuk menstimulasi organisme tubuh agar dapat menyembuhkan penyakit dengan memanfaatkan semua mekanisme yang ada di dalam tubuh.  Homeopati sendiri memiliki prinsip penyembuhan yang disebut like cures like. Maksudnya adalah suatu unsur yang bisa menyebabkan penyakit bisa juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang sama. Akan tetapi dalam hal ini praktik homeopati menggunakan dosis sekecil mungkin untuk memicu sistem pertahanan tubuh yang sudah ada secara alami di dalamnya. Mengapa? Sebab tubuh kita sudah tercipta sempurna dengan segala mekanisme, sel, dan sistem pertahanan yang bisa menyembuhkan penyakit yang sulit disembuhkan. 

Tubuh kita sudah tercipta sempurna dengan segala mekanisme, sel, dan sistem pertahanan yang bisa menyembuhkan penyakit yang sulit disembuhkan. 

Kalau pun misalnya kita terkena sakit tipes lalu diberikan antibiotik dan sembuh sebenarnya yang menyembuhkan bukan antibiotik tapi tubuh kita sendiri. Antibiotik sebenarnya hanya menurunkan beberapa kadar bakteri dari satu penyakit. Sebenarnya tubuh kita juga sudah menciptakan imunitas yang bisa memakan bakteri hanya terkadang tubuh butuh bantuan dan antibiotik ini mempercepat proses saja. Sedangkan dalam praktik homeopati tidak ada penggunaan obat kimia sama sekali. Sebagian besar dari bahan herbal, sisanya dari mineral, logam ada juga yang berasal dari produk hewani seperti cinta cumi-cumi atau lebah madu. Misalnya penggunaan kopi sebagai obat insomnia. Menariknya biasanya justru kopi dikenal dapat membuat kita sulit tidur. Tapi dengan proses homeopati, kopi diekstraksi dan dibuat dalam bentuk tincture atau distilasi. Berulang-ulang melewati proses pengenceran yang diberikan getaran dengan ditumbuk untuk menghasilkan dosis terendah dalam kopi yang bisa memicu sistem pertahanan tubuh bereaksi. 

Lebih jauh lagi homeopati sesungguhnya tidak terbatas hanya pada pengobatan saja. Homeopati merujuk pada gaya hidup sehat yang melibatkan kesadaran sebab sehat itu tidak hanya dilihat dari kondisi kebugaran fisik tapi juga mental dan spiritual. Sehingga seseorang yang sehat secara keseluruhan adalah orang yang juga memiliki kesadaran atas toleransi, kebijaksanaan, dan intuisi. Sadar untuk bisa memilih mana yang baik atau tidak untuk tubuh kita. Misalnya sadar bahwa sayuran organik lebih baik untuk tubuh juga menyadari bahwa hidup itu adalah tentang kesinambungan. Adanya manifestasi mikrokosmos dalam makrokosmo. Contohnya kita manusia sebagai mikrokosmos sebenarnya mencerminkan dan tercermin dari makrokosmos yaitu bumi. Rasio air dalam tubuh kita saja berjumlah sama dengan yang ada di bumi, mengandung 71,3% air. Ini seakan menjadi metafor bahwa apa yang terjadi di tubuh kita akan dicerminkan di  dunia sekitar. Sebaliknya apa yang terjadi di dunia sekitar akan tercermin di tubuh kita. 

Seseorang yang sehat secara keseluruhan adalah orang yang juga memiliki kesadaran atas toleransi, kebijaksanaan, dan intuisi. Sadar untuk bisa memilih mana yang baik atau tidak untuk tubuh kita

Tapi pencerminan itu tidak bersifat pasif. Saya selalu ingat yang dikatakan Mahatma Gandhi, “Be the change you want to see in the world”. Apa yang kita pilih dalam menjalankan hidup akan memberikan dampak terhadap sekitar yang akan kembali tercermin ke dalam diri kita. Percuma kalau misalnya kita sudah konsumsi makanan berbahan organik tapi tetap tidak memikirkan penggunaan bahan bakar sehari-hari akibat terlalu sering jalan-jalan kesana kemari, ketagihan belanja, menggunakan plastik, dan sebagainya. Perilaku itu tetap akan membuat kita tidak sehat. Meskipun begitu bukan berarti kita juga harus jadi orang yang fanatik.” Ada waktu-waktu tertentu yang tidak memungkinkan kita untuk konsumsi bahan organik. Saya sendiri cukup fleksibel meskipun sebisa mungkin tetap memilih apa yang baik dari alam. 

Saya selalu ingat yang dikatakan Mahatma Gandhi, “Be the change you want to see in the world”. Apa yang kita pilih dalam menjalankan hidup akan memberikan dampak terhadap sekitar yang akan kembali tercermin ke dalam diri kita.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023