Society Planet & People

Kembali Melekat dengan Alam

Dulu selama hidup di ibu kota saya merasa perkembangan materialisme yang begitu cepat seakan menuntut untuk selalu memiliki status. Terdapat keinginan besar untuk mengubah gaya hidup, keluar dari sistem urban dan dunia yang diselimuti materialisme. Sebagai gantinya, saya ingin merasakan kesederhanaan tinggal di lingkungan pedesaan yang dekat dengan alam dan menyalurkan kecintaan saya pada tanaman. Saya percaya berada di lingkungan masyarakat yang bersinergi dengan pemikiran dan pemahaman kita tentang hidup bisa membuat hidup lebih tenang dan nyaman.

Saya percaya berada di lingkungan masyarakat yang bersinergi dengan pemikiran dan pemahaman kita tentang hidup bisa membuat hidup lebih tenang dan nyaman.

Akhirnya keinginan itu terpenuhi ketika saya dan keluarga pindah ke Ubud, Bali. Jika dulu di Jakarta kecintaan saya pada tanaman hanya terbatas pada merawat tanaman hias, kini hobi tersebut bisa lebih dieksplorasi. Saat ini, saya sedang mengeksplorasi tentang teknik bonsai, kusamono. Berbeda dengan bonsai, teknik ini mengajarkan untuk membuat ekosistem baru untuk tanaman-tanaman liar. Belum banyak orang yang tahu ini meski sebenarnya teknik kusamono punya nilai artistik tersendiri yang memberikan efek zen untuk saya. 

Hal paling saya sukai dari hobi baru ini justru bukan mengenai hasilnya akan jadi seperti apa, melainkan prosesnya. Ketika saya dan keluarga menciptakan ritual baru, kami berkemah di hutan lalu “berburu” ke dalam hutan mencari tanaman yang akan dibawa pulang. Biasanya saya cek dengan aplikasi untuk tahu jenisnya, lalu ambil bagian secukupnya yang ingin diambil dan dikreasikan di rumah. Kemudian setibanya di rumah, barulah saya akan menata serta merawatnya di kebun. Proses ini meditatif bagi saya. Apalagi ketika berada dekat dengan pohon-pohon besar di hutan dan mengenal berbagai spesies tanaman yang belum pernah saya temukan. Di hutan proses perkawinan silang terjadi begitu luar biasa. Satu tanaman dengan tanaman lainnya bisa bersatu dan menumbuhkan jenis baru yang tergolong langka. Salah satu tanaman hibrida yang ditemukan adalah bunga Anggrek dengan bentuk dan warna yang sangat unik. 

Selama penelusuran tanaman-tanaman liar, saya juga belajar banyak tentang lumut. Ia adalah tanaman yang ada di mana-mana, tetapi sering kita abaikan. Padahal sebenarnya lumut adalah pertanda adanya sumber kehidupan. Ia hidup di tempat yang lembab di mana berarti dekat dengan air. Sehingga ketika menemukan lumut kita bisa menemukan air. Sedangkan untuk tanaman induk, lumut bisa sangat bermanfaat untuk merangsang akar tanaman induk serta menyimpan cadangan air. Kalau diteliti lebih jauh, beberapa jenis lumut bisa dikonsumsi oleh manusia. Contohnya rumput laut yang termasuk dalam kategori lumut.

Pergi ke hutan ternyata juga menjadi kebiasaan orang Jepang untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kota. Disebut forest bath, kebiasaan ini dipercaya bisa jadi terapi untuk mencegah berbagai penyakit fisik dan mental. Kebiasaan ini juga yang berusaha saya hadirkan. Selain ritual pergi ke hutan, saya juga ingin menghadirkan suasana hutan di pekarangan rumah dengan tanaman-tanaman yang dibawa pulang tersebut. Menghadirkan tanaman di dalam rumah seolah seperti menciptakan semesta dalam skala mikro. Mereka sebenarnya adalah pengingat bagi kita agar selalu menjaga lingkungan. Kalau sampai lupa, kita bisa kehilangan hal-hal yang sangat berharga di muka bumi. 

Menghadirkan tanaman di dalam rumah seolah seperti menciptakan semesta dalam skala mikro. Mereka sebenarnya adalah  pengingat bagi kita agar selalu menjaga lingkungan.

Saya cukup senang dengan tren bercocok tanam yang belakangan jadi tren di ibu kota. Sekalipun mungkin ada beberapa orang yang hanya terbawa tren saja, tapi menurut saya, ketika bersentuhan dengan alam, kita akan mengalami proses evolusi kesadaran. Entah sedikit atau banyak, akan terjadi perubahan pola pikir yang membentuk kesadaran akan lingkungan saat berada dalam proses bercocok tanam. Sebab setiap kali bersentuhan dengan alam, kita sebetulnya sedang menjalin kelekatan dengannya. 

Entah sedikit atau banyak, akan terjadi perubahan pola pikir yang membentuk kesadaran akan lingkungan saat berada dalam proses bercocok tanam.  Sebab, setiap kali bersentuhan dengan alam kita sebetulnya sedang menjalin kelekatan dengannya.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023